Terkini

Klarifikasi Tretan Muslim atas Kelakarnya yang Dianggap Tidak Elok bagi Samarinda

person access_time 5 years ago
Klarifikasi Tretan Muslim atas Kelakarnya yang Dianggap Tidak Elok bagi Samarinda

Trestan Muslim mengklarifikasi ungahannya di Instagram (foto: fanspage Trestan Muslim)

Bercanda boleh-boleh saja. Tapi ada batasnya. 

Ditulis Oleh: Fachrizal Muliawan
Senin, 26 Agustus 2019

kaltimkece.id Kelakar Tretan Muslim, komika jebolan ajang kontestasi stand up comedy di televisi swasta pada 2013, menyenggol perasaan warga Samarinda. Sebermula pada Ahad, 25 Agustus 2019, Tretan menerbitkan rangkaian unggahan di Instastory akun Instagram-nya. Ia mengomentari pesawat yang ditumpanginya. Semestinya mendarat di Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto, Samarinda, pesawat dialihkan ke Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan. Rangkaian kalimat yang dilempar ke angkasa maya itu disebut menyinggung warga Samarinda.

Kepada kaltimkece.id melalui sambungan telepon, lelaki dengan nama lengkap Aditya Muslim tersebut memberikan klarifikasi. Muslim menuturkan, dia mestinya mendarat di bandara Samarinda pada Minggu sore, pukul 16.00 Wita. Namun, saat hendak mendarat, pesawat berputar-putar. Cukup lama, sekitar 30 menit di atas Bandara APT Pranoto.

"Kemudian dialihkan ke Balikpapan. Katanya cuaca buruk karena berkabut," jelas Muslim.

Di Balikpapan, Muslim menerima informasi dari maskapai bahwa pesawat sedang mengisi bahan bakar. Dari seorang penumpang yang satu penerbangan bersamanya, Muslim menerima informasi lagi. Pesawat tak akan ke Samarinda karena landasan pacu Bandara APT Pranoto belum dipasangi lampu. Tidak memungkinkan pendaratan malam.

Kejadian tersebut membuat jiwa berkelakar si komika keluar. Dia menulis, "Gara-gara Pemerintah Samarinda bangun bandara enggak dikasih lampu, pesawat jadi dialihkan ke Balikpapan." Lanjutan tulisannya, "Sekalian bandara kagak usah diaspal".

Muslim mengaku, guyonan itu sebenarnya ditujukan kepada pemerintah. "Tak ada sama sekali maksud untuk menghina warga Samarinda," terangnya.

Bukan sebagai orang Kaltim, kekesalan Muslim memang patut dipahami. Ia harus bertolak dari Balikpapan menuju Samarinda lewat jalur darat. Rute ini tidak masuk jadwal perjalanannya. Namun, unggahan Muslim berikutnya dianggap tidak elok. Ketika sedang di dalam minibus Kangaroo, Muslim menulis, “Saya pikir juga bayar tiketnya pake bawa hasil bumi. Ternyata rupiah berlaku di sini.”

Khusus kalimat itu, Muslim menyebut hanya candaan. Ia mengaku baru pertama kali memakai fasilitas Kangaroo (Muslim mengaku terkejut karena namanya benar-benar Kangaroo). “Jika candaan itu menyinggung, saya memohon maaf sebesar-besarnya. Tidak ada niat sedikit pun. Saya berharap, warga Samarinda bisa memaafkan kata-kata saya yang kurang berkenan,” jelasnya.

Mengenai Bandara APT Pranoto, Muslim mengaku tidak mengetahui bahwa bandara tersebut tidak dibangun oleh Pemkot Samarinda. Setelah dirampungkan Pemprov Kaltim pada Mei 2018, bandara kini dikelola Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Kementerian Perhubungan. Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan telah menyetujui usulan dana optimalisasi senilai Rp 12 miliar untuk kelengkapan air field lighting atau AFL.

Ditargetkan, AFL dipasang di landasan pacu pada Desember 2019. AFL terdiri dari lampu runway, lampu taxiway, lampu apron, serta lampu indikator (precision approach path indicator) di ujung Runway 04. Sebelumnya, lampu hanya terpasang di sisi Runway 22. (*)

Editor: Fel GM

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar