Terkini

Pemancing Balikpapan Terbawa Arus hingga 64,8 Kilometer, Membusuk setelah Lima Hari

person access_time 3 years ago
Pemancing Balikpapan Terbawa Arus hingga 64,8 Kilometer, Membusuk setelah Lima Hari

Jasad Ambo Asse dievakuasi Basarnas Balikpapan. (istimewa)

Bosan menjual ikan membuat pria ini pergi memancing di laut untuk mengusir kejenuhan.

Ditulis Oleh: Surya Aditya
Sabtu, 24 April 2021

kaltimkece.id Hari masih pagi ketika laporan sesosok mayat mengapung di perairan Teluk Balikpapan diterima Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A atau Basarnas Balikpapan. Basarnas pun segera mengerahkan beberapa personelnya mendatangi lokasi tersebut menggunakan kapal search and rescue.

Sabtu, 24 April 2021, sekira pukul 09.30 Wita, petugas Basarnas berhasil mencapai lokasi mayat tersebut. Saat ditemukan, kondisi mayat telah membusuk. Beberapa bagian tubuhnya bahkan sudah hancur.

Petugas lalu memasukkan mayat tersebut ke kantong jenazah. Kemudian dievakuasi ke Pelabuhan Semayang di Balikpapan. Jarak dari titik penemuan mayat sampai ke pelabuhan tersebut sekitar 11 mil laut atau 20,3 kilometer.

“Jenazah tersebut pertama kali ditemukan seorang nelayan yang sedang mencari ikan,” kata Kepala Seksi Operasi dan Siaga, Basarnas Balikpapan, Octavianto.

Sesampainya di pelabuhan, mayat tersebut langsung dibawa ke RSUD Kanujoso Djatiwibowo menggunakan ambulans untuk divisum. Dari pakaian yang dikenakan dan informasi yang dikumpulkan, Basarnas memastikan mayat tersebut adalah Ambo Asse, lelaki 41 tahun yang hilang di Perairan Telake, Kabupaten Paser, lima hari sebelumnya.

Octavianto menyebut, jarak dari titik Asse hilang sampai ditemukan sekitar 37 mil laut. Itu artinya, Asse sempat terbawa arus sejauh 64,8 kilometer. Setelah divisum, jenazah Asse dibawa ke rumah duka di Kelurahan Manggar, Balikpapan Timur, untuk kemudian dikebumikan keluarga. “Dengan telah ditemukannya korban, operasi pencarian ini ditutup,” kunci Octavianto.

Awal Mula Ambo Asse Hilang

Lama menjadi pedagang ikan membuat Ambo Asse bosan. Ia lantas menyusun rencana memacing ikan untuk mengobati kejenuhan tersebut. Rencana tersebut diwujudkannya pada Sabtu, 17 April 2021.

Sebelum berangkat, ia lebih dulu berpamitan kepada istrinya, Kartini, 41 tahun, selepas sahur. Kartini tak pernah menyangka jika hari itu adalah hari terakhir ia mendengar suara suaminya.

“Enggak ada firasat sama sekali. Terakhir, Bapak cuma bilang jenuh jualan ikan,” kata perempuan berhijab itu, ditemui di Pelabuhan Semayang, Sabtu, 24 April 2021.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Basaranas, setelah berpamitan dengan istrinya, Asse bertemu dengan rekannya, Junaidi (38), di tempat pelelangan ikan Manggar. Dari situ, mereka berangkat ke tengah laut menggunakan kapal kelotok untuk memancing ikan selama beberapa hari.

Dua hari kemudian, Senin malam, 19 April, mesin kapal yang ditumpangi Asse dan Junaidi rusak di Perairan Telake, Kabupaten Paser. Mereka lantas menunggu kapal lain datang untuk memberi bantuan. Pada saat menunggu ini, Asse memancing ikan lagi.

Namun, tiba-tiba benang pancingannya tersangkut di mesin kapal. Asse kemudian menyebur ke laut untuk memperbaiki pancingannya. Mulai saat itulah Junaidi tak pernah lagi melihat rekannya tersebut. Asse diduga tenggelam. Junaidi lalu membuat layar menggunakan kain.

Setelah itu Junaidi belayar seorang diri ke Kelurahan Nenang, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara. Selasa 21 April 2021, pukul 11.00 Wita, ia melaporkan hilangnya Asse kepada aparat keamanan di Penajam. Sejak saat itu juga Tim SAR menggelar operasi pencarian Asse. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar