Berau

Nenek 70 Tahun Diduga Diterkam Buaya setelah Hilang Saat Memancing di Kampung Tembudan Berau

person access_time 4 years ago
Nenek 70 Tahun Diduga Diterkam Buaya setelah Hilang Saat Memancing di Kampung Tembudan Berau

Seorang nenek menghilang saat memancing di sungai Kampung Tembudan. (dedi warseto/kaltimkece.id)

Tak ada saksi melihat saat Angkis menghilang dari lokasinya memancing yang kerap dilalui buaya.

Ditulis Oleh: Dedi Warseto
Selasa, 06 Oktober 2020

kaltimkece.id Dugaan serangan buaya bikin heboh. Dengan korban seorang nenek usia 70 tahun. Bernama Angkis, warga Kampung Tembudan, Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Berau.

Ia diduga diterkam buaya saat memancing di sungai sekitar rumahnya, Senin malam, 5 Oktober 2020. Insiden ini terjadi sekitar pukul 21.30 Wita. Tak ada yang melihat. Namun warga sempat mendengar jeritan seseorang meminta pertolongan pada waktu itu.

"Rumah saya persis di samping tempat korban duduk mancing ikan. Saat saya datangi, sudah tidak ada dan saya langsung panggil warga,” ungkap Mira, salah seorang warga sekitar.

Dugaan Angkis diterkam buaya tak begitu saja mengemuka. Lokasi atau sungai tempat korban memancing, memang kerap dijumpai keberadaan buaya. Dugaan menguat karena setelah korban menghilang, terlihat buaya berenang di sekitar lokasi.

Menurut Tanjung, saudara korban, Angkis memang hampir setiap malam pergi ke sungai untuk mancing ikan. Tanjung juga biasa menemani korban memancing. Namun saat kejadian ia tak ikut karena kakinya sedang sakit. “Sandal dan pancingannya masih ada di situ (lokasi kejadian),” terang Tanjung.

Kapolsek Talisayan AKP Herman, membenarkan kejadian tersebut. Kepolisian dibantu warga sekitar, masih melakukan pencarian terhadap korban. “Saat menerima laporan warga, kami langsung bergerak ke TKP (tempat kejadian perkara) untuk melakukan pencarian dan meminta keterangan beberapa saksi,” katanya.

Dari keterangan saksi yang ia terima, diketahui ada yang mendengar teriakan minta tolong. Dan saat didatangi, hanya terlihat gelombang air besar dan keruh dari sungai. Seperti ada yang bergerak di dalam air.

Hingga saat ini pihak kepolisian bersama TNI dan warga sekitar melakukan pencarian dengan menyisir sungai menggunakan kapal. Tepi-tepi sungai juga disisir untuk mencari korban.

Jika menghilangnya Angkis disebabkan serangan buaya, maka insiden ini menambah daftar serangan buaya di Kaltim sepanjang tahun ini. Pertengahan September lalu, seekor buaya membuat bocah 14 tahun di perairan Kampung Mandar RT 24 Loktuan, Kota Bontang, nyaris tewas. Beruntung bocah tersebut berhasil lolos setelah melakukan serangkaian serangan balik.

Insiden itupun menjadi yang ketiga sejak awal 2020 di kawasan Loktuan. Pada 13 Januari 2020, korbannya anak 9 tahun warga RT 18. Diterkam saat berenang di kawasan Rawa Bakau. Beruntung nyawanya terselamatkan setelah berhasil ditolon kakak dan teman-temannya setelah menyerang buaya dengan kayu ulin.

Pada 26 Maret 2020, seorang nelayan di RT 06 Selambai, juga diserang buaya ketika tengah membersihkan perahunya. Beruntung pada saat bersamaan sebilah kayu jatuh mengenai kepala buaya tersebut. Hingga akhirnya pergi dan meninggalkan korban yang mengalami luka di bagian paha. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

Ikuti berita-berita berkualitas dari kaltimkece.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar