Ekonomi

Ekspor PKT Bontang: Pupuk Ditebar, (demi) Rupiah Berkibar

person access_time 5 years ago
Ekspor PKT Bontang: Pupuk Ditebar, (demi) Rupiah Berkibar

Foto: Arditya Abdul Azis (kaltimkece.id)

PT Pupuk Kaltim mengekspor pupuk dengan nilai Rp 110,94 miliar. Memberi andil dalam menguatkan nilai rupiah. 

Ditulis Oleh: Arditya Abdul Azis
Rabu, 19 September 2018

kaltimkece.id Laut Bontang sedang teduh-teduhnya ketika kapal Phuong Dong 05 mulai angkat sauh. Kapal kargo milik Vietnam itu sangatlah besar. Panjangnya 150 meter, melebihi ukuran lapangan sepak bola. Di dalam perut bahtera baja itu, telah terisi 21.600 ton pupuk urea yang hendak dibawa ke Filipina.

Selasa, 18 September 2018, Phuong Dong 5 pelan-pelan meninggalkan dermaga PT Pupuk Kalimantan Timur. Dalam beberapa hari ke depan, sang raksasa lautan yang punya kecepatan rata-rata 8,8 knot akan tiba di Filipina. Bersamanya, sebuah kapal yang lebih kecil ikut mengirim pupuk dari Bontang. Perusahaan mengirim 3.500 ton amonia ke Vietnam. 

Kepergian kedua kapal kargo ditandai lewat bunyi sirine yang ditekan Menteri BUMN Rini Soemarno. Bersamanya di dermaga perusahaan, hadir Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat. 

Kedua kapal tujuan Filipina dan Vietnam tadi membawa komoditas ekspor dengan nilai masing-masing USD 6,3 juta dan USD 1,2 juta. Jika dirupiahkan dengan kurs sekarang, totalnya sekitar Rp 110,94 miliar. Ekspor PKT disebut sebagai langkah konkret pemerintah memperkuat nilai tukar rupiah. 

“Pupuk Indonesia Grup mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui ekspor produk-produk berkualitas internasional,” jelas Menteri Rini di sela-sela pelepasan kapal. Dia memberi catatan bahwa kebijakan ekspor diambil setelah pemenuhan kebutuhan dalam negeri dipastikan aman.

Baca juga:
 

Penguasa Pasar Asia Tenggara

Besarnya muatan Phuong Dong 5 sebesar kebanggaan Indonesia dan Kaltim. PT Pupuk Kalimantan Timur atau PKT adalah anak usaha dari PT Pupuk Indonesia, badan usaha milik negara yang menjadi pabrik pupuk terbesar di Asia Tenggara. Menurut catatan perusahaan, Pupuk Indonesia telah mengekspor 1,08 juta ton sepanjang Januari hingga Agustus 2018. Komoditas ekspor terdiri dari 616.294 ton urea, 371.841 ton amonia, dan 93.290 ton pupuk NPK. Total transaksi mencapai Rp 4,55 triliun.

Pupuk Indonesia diklaim sebagai produsen pupuk terbesar di Asia Tenggara. BUMN ini menguasai pasar Filipina, Vietnam, Thailand, Myanmar, Malaysia, Timor-Timur, dan Singapura. Total ekspor ke negara ASEAN menembus Rp 2,67 triliun. Tujuan ekspor pupuk yang lain adalah kawasan Timur Jauh seperti Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan. Produk Pupuk Indonesia juga mulai merambah Yordania, Amerika Serikat, Afrika Selatan, Chile, Puerto Rico, dan Peru. Pupuk Indonesia memproyeksikan, ekspor pupuk urea, amonia, dan NPK, menembus Rp 8,31 triliun pada akhir 2018. 

"Pencapaian itu jelas kebanggaan bagi bangsa,” terang Direktur Utama Pupuk Indonesia, Aas Asikin Idat, masih dalam pernyataannya di Bontang. Langkah ekspor Pupuk Indonesia merupakan bentuk komitmen BUMN untuk memacu pertumbuhan ekonomi nasional. Ekspor akan membuahkan devisa negara sehingga memperkuat nilai mata uang rupiah, yang hingga September 2018 terdepresiasi 8,9 persen.

Amankan Stok Dalam Negeri

Kebijakan ekspor bisa diambil jika kebutuhan pupuk sektor subsidi dalam negeri dan stok minimal telah dipenuhi. Hal itu sesuai ketentuan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 15 Tahun 2013. Stok pupuk dalam negeri hingga 12 September 2018 secara nasional di Lini III dan IV, atau di gudang kabupaten dan kios, mencapai 1,47 juta ton.

Menurut Aas selaku direktur utama Pupuk Indonesia, penyaluran pupuk sedang dipercepat memasuki musim tanam sekarang ini. “Terutama dari Lini II dan III ke Lini IV, yaitu dari distributor ke kios,” jelas Aas kepada reporter kaltimkece.id. Distributor dan pemilik kios dapat menebus sesuai dengan alokasi sehingga petani dapat menerima pupuk tepat pada waktunya. Untuk mengantisipasi kebutuhan petani yang tidak tercantum dalam rencana definitif kebutuhan kelompok atau RDKK, Pupuk Indonesia mewajibkan setiap distributor menyediakan pupuk non-subsidi di setiap kios.

Saat ini, Pupuk Indonesia telah mendistribusikan pupuk bersubsidi ke 5.696 kecamatan di seluruh Indonesia. Penyaluran pupuk didukung 6.288 armada truk, 22 kapal, 14 dermaga, 194 rute Voyage Charter Liner, dan 659 gudang provinsi dan kabupaten. Kapasitas distribusi mencapai 3,10 juta ton dengan 1.542 distributor dan lebih 40 ribu kios di sekujur Indonesia. (*)

Editor: Fel GM

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar