Ekonomi

Ketika Harga Elpiji Nonsubsidi Naik, Pedagang Makanan di Tenggarong Kehilangan Pelanggan

person access_time 1 year ago
Ketika Harga Elpiji Nonsubsidi Naik, Pedagang Makanan di Tenggarong Kehilangan Pelanggan

Ilustrasi elpiji nonsubsidi. (foto: aldi/kaltimkece.id)

Solar nonsubsidi disebut salah satu pemicu harga elpiji naik. Pedagang pun terpaksa ikut menaikkan harga dagangannya.

Ditulis Oleh: Aldi Budiaris
Rabu, 13 Juli 2022

kaltimkece.id Harga elpiji nonsubsidi berbagai ukuran di Kutai Kartanegara dilaporkan meroket. Kondisi ini membuat sejumlah pedagang makanan mengeluh. Imbasnya, mereka menaikkan harga dagangannya.

Kenaikan harga tersebut disampaikan salah seorang pedagang makanan di Tenggarong, Kukar, Nadia Cahya Maulida, kepada kaltimkece.id, Rabu, 13 Juli 2022. Perempuan berusia 30 tahun itu menyebut, harga elpiji nonsubsidi ukuran 5,5 kilogram kini Rp 105 ribu. Padahal, sebelum Ahad, 10 Juli 2022, harganya masih Rp 95 ribu. Sedangkan elpiji ukuran 12 kilogram yang awalnya Rp 195 ribu menjadi Rp 265 ribu.

Nadia mengatakan, kenaikan harga tersebut sangat memberatkan dirinya. Pasalnya, dalam seminggu, ia membutuhkan empat tabung elpiji 12 kilogram untuk menggerakkan usahanya. Ia pun harus memutar otak agar perekonomian rumah tangganya tidak lumpuh.

“Sekarang, harga makanan di warung saya naik karena kebutuhan yang lain juga naik,” ungkapnya.

_____________________________________________________PARIWARA

Salah satu makanan yang dijual Nadia adalah daging panggang. Ia menyebutkan, harga seporsi menu tersebut sebelum elpiji naik yakni Rp 50 ribu. Sekarang harganya Rp 55-60 ribu. Kondisi ini mendatangkan masalah baru. Nadia mengatakan, sejak harga jual menu makanannya naik, pelanggannya jadi sepi.  

“Hanya dalam beberapa hari, keuntungan usaha saya turun 20 persen,” sebutnya. Ia berharap, harga elpiji bisa lekas turun. Minimal, harga elpiji ukuran 12 kilogram jadi Rp 200 ribu.

Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kukar, Rahmad Fitriadi, tak menampik harga elpiji nonsubsidi di daerahnya naik. Ia menyakini, kenaikan ini disebabkan harga bahan-bahan primer yang lain juga naik, salah satunya solar nonsubsidi.

“Rata-rata pendistribusi elpiji menggunakan truk berbahan bakar solar. Jadi, BBM juga memengaruhi harga jual gas sehingga ikut meningkat,” ucapnya.

Sebagai upaya mengatasi masalah kenaikan harga elpiji, Pemprov Kaltim telah mengeluarkan surat keputusan gubernur tentang penggunaan harga eceran tertinggi (HET) di tingkat agen elpiji. Akan tetapi, surat tersebut hanya sebatas instruksi. “Pemerintah daerah tidak bisa mengintervensi. Kami cuma bisa menggunakan HET,” imbuh Rahmad Fitriadi.

Dikonfirmasi pada kesempatan yang berbeda, Unit Manager Communication dan CSR Pertamina Marketing Operation Regional (MOR) V, Susanto August Satria, membenarkan harga elpiji nonsubsidi naik. Ada beberapa penyebab yang membuat kenaikan ini. Salah satunya, sebut Susanto, harga gas dunia sedang naik. Pemerintah kemudian melakukan penyesuaian harga elpiji nonsubsidi.

“Yang naik elpiji nonsubsidi sedangkan elpiji subsidi tidak ada kenaikan harga,” tegasnya.

_____________________________________________________INFOGRAFIK

Susanto pun membenarkan, kenaikan harga sejumlah jenis bahan bakar minyak nonsubsidi, salah satunya solar, menjadi penyebab berikutnya. Pasalnya, truk yang kerap digunakan untuk mendistribusikan elpiji dari produsen ke pengecer, menggunakan solar.

“Kenaikan harga di agen dan pengecer akan berbeda karena ada biaya distribusi dan pelayanan,” tandasnya. (*)

Editor: Surya Aditya

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar