Pendidikan

Miliki 381 Doktor, Universitas Mulawarman Yakin Pertahankan Akreditasi A dan Perbaiki Peringkat

person access_time 3 years ago
Miliki 381 Doktor, Universitas Mulawarman Yakin Pertahankan Akreditasi A dan Perbaiki Peringkat

Pengukuhan 10 guru besar Universitas Mulawarman pada Februari 2020 (foto: humas Unmul)

Kualitas sumber daya manusia terus meningkat lima tahun terakhir. Universitas Mulawarman yakin pertahankan akreditasi dan perbaiki peringkat.

Ditulis Oleh: Fel GM
Sabtu, 24 Oktober 2020

kaltimkece.id Jumlah dosen berpendidikan S-3 atau doktor di Universitas Mulawarman, Samarinda, bertambah signifikan dalam lima tahun terakhir. Pada tahun ini, perguruan tinggi terbesar di Kaltim tersebut telah memiliki 381 dosen bergelar doktor.

Menurut catatan universitas, total tenaga pengajar Kampus Gunung Kelua pada semester I tahun 2020 sebanyak 1.013 dosen PNS dan 151 non-PNS. Dari jumlah itu, 381 pengajar atau 37,51 persen di antaranya berpendidikan S-3. Jumlah dosen bergelar doktor naik dibandingkan 2015 yang persentasenya hanya 26 persen dari keseluruhan pengajar.

“Dengan demikian, dosen berpendidikan doktor meningkat 11,51 persen dalam lima tahun terakhir,” terang Rektor Universitas Mulawarman, Prof Masjaya. Persentase ini, sambungnya, akan terus meningkat. Saat ini cukup banyak dosen Unmul yang sedang menyelesaikan studi S-3 di perguruan tinggi di Indonesia maupun di luar negeri.

Selain 381 doktor, perincian dari 1.013 dosen PNS di Unmul adalah 610 orang berpendidikan S-2 dan hanya 22 orang yang S-1. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan adalah fakultas dengan dosen terbanyak yakni 180 orang, 77 di antaranya doktor. Sementara itu, Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan 122 dosen (57 doktor), Fakultas Pertanian 104 dosen (39 doktor), Fakultas Teknik 100 dosen (22 doktor), Fakultas Ilmu Sosial dan Politik 92 dosen (57 doktor).

Masih menurut data Unmul, dosen dengan jabatan lektor kepala dan guru besar sebanyak 30,2 persen dari seluruh tenaga pendidik Unmul. Perinciannya adalah 24,5 persen dosen dengan jabatan lektor kepala dan 5,7 persen guru besar. Hal itu berarti, dalam lima tahun terakhir, dosen guru besar dan lektor kepala tidak mengalami peningkatan signifikan dari sisi persentase. Kenaikan persentase dibanding 2015 hanya 0,15 persen.

Penambahan dosen lektor kepala dan guru besar yang stagnan disebabkan beberapa hal. Satu di antaranya adanya rekrutmen dosen baru CPNS setiap tahun. Di samping itu, ada dosen lektor kepala dan guru besar yang pensiun atau berhalangan tetap.

“Diperlukan program percepatan karier dosen utamanya dari kelompok ‘belum fungsional’ dan ‘asisten ahli’ menjadi minimal lektor. Kemudian dari lektor menjadi lektor kepala. Selain itu, perlu program percepatan guru besar,” imbuh Prof Masjaya.

Dari sisi rasio, jumlah dosen di Unmul juga semakin membaik. Jika dibandingkan 26.985 mahasiswa dari 13 fakultas, rasio dosen dengan mahasiswa kini 1 berbanding 29. Rasio tersebut semakin membaik dibanding pada 2015 yakni 1:37.

Jumlah dosen berpendidikan S-3 adalah satu dari lima indikator dari kriteria input yang menentukan pemeringkatan universitas. Pemeringkatan ini diadakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pada 2020, peringkat Unmul turun ke posisi 108 dari lebih 4.500 perguruan tinggi di Indonesia. Padahal, pada 2019, Unmul berada di urutan 88.

“Kami mengevaluasi sejumlah hal dan mendapatkan sejumlah catatan untuk memperbaiki peringkat ini,” terang rektor.

Selain pemeringkatan, jumlah doktor memengaruhi akreditasi institusi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Unmul sudah meraih akreditasi unggul (A) pada 2017. Akan tetapi, kata Prof Masjaya, yang perlu diperhatikan adalah bahwa Unmul akan mengikuti proses re-akreditasi tahun depan.

“Tentunya memerlukan persiapan yang harus dimulai paling lambat Oktober 2020,” tutup rektor Unmul. (*)

Temui kami di Instagram!

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar