Politik

Calon Wawali Samarinda, Pemimpin Ormas vs Politisi

person access_time 5 years ago
Calon Wawali Samarinda, Pemimpin Ormas vs Politisi

Syaharie Jaang mengajukan Arif Kurniawan dan Barkati sebagai calon Wawali Samarinda untuk kemudian dipilih DPRD Samarinda.

Samarinda kembali punya dua pemimpin dalam waktu dekat. Satu dari dua kandidat bakal ditentukan lewat voting 45 anggota DPRD Samarinda.

Ditulis Oleh: Ika Prida Rahmi
Rabu, 10 Juli 2019

kaltimkece.id Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang akhirnya memutuskan dua nama calon pendampingnya. Sosok penerus mendiang Nusyirwan Ismail sebagai wakil wali kota hingga 2021 segera terjawab.

Sikap Jaang tertuang dalam surat bernomor 181/264/020 tentang Usulan Pengisian Jabatan Wakil Wali Kota Samarinda. Surat ini sekaligus memenuhi janjinya merilis dua nama ke publik pada Rabu, 10 Juli 2019.

Informasi dihimpun kaltimkece.id, surat bertanggal 10 Juli 2019 tersebut juga tindak lanjut atas Surat Kementerian Dalam Negeri nomor 132.64/380/OTDA tertanggal 18 Januari 2019 tentang Percepatan Pengisian Kekosongan Jabatan Wawali. Pimpinan DPRD Samarinda juga pernah bersurat soal hal yang sama.

Memerlukan waktu lebih setahun mendapat sepasang kandidat pengganti sejak meninggalnya Nusyirwan. Meski begitu, Jaang mengklaim menentukan kandidat wawali bukanlah hal sulit. Jika terkesan lambat, itu lantaran proses penentuan di partai.

“Dikira saya memperlambat. Tidak ada kesulitan sebetulnya. Partai saja yang lambat menentukan sikap,” ungkap Jaang.

Dua nama diusulkan adalah Barkati dan Arif Kurniawan. Keduanya cukup populer di ibu kota Kaltim. Barkati merupakan pemimpin organisasi masyarakat. Ia juga aparatur sipil negara di Samarinda. Namanya mengemuka setelah diusung Partai Demokrat. Sedangkan Arif Kurniawan merupakan sekretaris DPW PKS Kaltim.

Sebelum mengerucut menjadi dua nama, kandidat lain mengemuka adalah Saefuddin Zuhri dari Partai Nasional Demokrat. Nama Sarwono dari PKS juga sempat mencuat sebelum digantikan Arif.

DPRD Samarinda mewajibkan dua nama untuk diusulkan sebagai penerus wawali. Ketentuan ini yang bikin tarik ulur. Masing-masing partai pengusung ngotot memajukan calonnya. Sikap Zuhri yang belakangan mundur sebagai kandidat, memuluskan dua nama tersisa untuk diteruskan ke DPRD.

"Yang bersangkutan memang mengundurkan diri. Jadi otomatis sisa dua nama," ucap Joha Fajal, ketua DPC NasDem Samarinda sekaligus ketua Pansus Pemilihan Wawali Samarinda.

Berikutnya, tim panitia memverifikasi kelengkapan berkas kandidat sebelum masuk ke paripurna pemilihan. Proses ini dilakukan tertutup. Menggunakan sistem voting atau pencoblosan oleh anggota DPRD. Ditarget selesai akhir Juli 2019.

Para Kandidat

Kepada kaltimkece.id, Barkati menyatakan kesiapan berlaga di kontestasi tersebut. Sejak sebulan lalu, ia juga telah mengajukan pengunduran diri sebagai ASN. Sambil menunggu jawaban dari Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Samarinda, Barkati mengambil cuti untuk fokus di kesempatan ini.

Barkati telah menjalin komunikasi dengan semua anggota DPRD Samarinda. Sebagai calon, ia memastikan bersiap untuk bertanding dengan baik. Termasuk mewujudkan komitmen bersaing tanpa politik uang. "Insha Allah tidak ada mahar dalam pemilihan wawali. Saya ingin mengawali langkah ke politik dengan nilai Lilahi Ta'ala," tuturnya.

Arif Kurniawan tak kalah optimis. Bekal pengalaman politik selama ini, menjadi kekuatannya untuk lebih unggul. Hubungan baik dengan para kolega di DPRD Samarinda pun sudah terjalin sejak lama. "Yang jelas komunikasi baik saja. Pak Barkati juga mungkin berupaya. Kami juga berikhtiar," tutur Arif.

Arif optimistis dengan peluangnya. Tapi semua kembali ke 45 anggota DPRD Samarinda sebagai pemilik hak memilih wawali. Arif sadar benar dinamisnya situasi politik. Semua bisa berubah kapan saja. "Kami percaya kepada anggota dewan menggunakan hak pilih atas kecintaannya terhadap kota ini dengan memilih yang terbaik."

Kesusahan Sendiri

Antara Barkati dan Arif, Jaang tak begitu ambil pusing. Ia menyerahkan kandidat terpilih kepada DPRD Samarinda. Wali Kota optimistis proses ini rampung dalam waktu dekat. Juga terselesaikan dengan baik. Wawali merupakan posisi penting yang sulit kosong dalam waktu lama

“Sekarang ini, aku ke mana-mana sendirian. Aku pemain tunggal. Kalau ada kegiatan paling sama Pak Sekda (Sekkot Samarinda Sugeng Chairuddin),” ungkap Jaang. Wali Kota merasakan pahitnya sendiri memimpin Samarinda. Situasi ini makin sulit ketika berhalangan memenuhi agenda atau hadir pada peristiwa penting.  (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar