Ekonomi

Kisah Para Nasabah Inspiratif BTPN Syariah

person access_time 1 year ago
Kisah Para Nasabah Inspiratif BTPN Syariah

Siti Faisah, pedagang sembako di Samarinda, menerima kunjungan pihak BTPN Syariah. FOTO: GIARTI IBNU LESTARI-KALTIMKECE.ID

Usaha dua perempuan di Samarinda ini berkembang setelah bertemu BTPN Syariah. Mereka pun mendapat tiket umrah gratis atas dedikasi menginspirasi perempuan lain.

Ditulis Oleh: Giarti Ibnu Lestari
Senin, 19 Juni 2023

kaltimkece.id Sebanyak 13 ibu berkumpul di rumah bernomor 27 di Gang 1, Teluk Lerong Ulu, Sungai Kunjang, Samarinda. Mereka tampak khusyuk mendengarkan pemaparan seorang utusan dari Bank Tabungan Pensiunan Nasional alias BTPN Syariah. Hari itu, Kamis, 15 Juni 2023, utusan tersebut menyosialisasikan pengelolaan keuangan.

Para perempuan tersebut tergabung dalam Sentra Gang 1, sebuah komunitas binaan BTPN Syariah yang bergerak di usaha amplang. Kelompok ini dipimpin Endang Jumalini, 40 tahun, selaku pemilik usaha dan rumah tersebut. Selain mendengarkan sosialisasi, mereka juga membayar cicilan kepada BTPN Syariah. Cicilan ini dibayar per dua pekan.

Sentra merupakan pogram BTPN Syariah untuk mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Kepada kaltimkece.id, Endang mengatakan, usaha amplang miliknya dirintis oleh ibunya. Selain bersama sang ibu, ia menjalankan roda usaha tersebut bersama suami, anak perempuan dan beberapa tetangganya. Berbahan baku ikan pipih, produknya diberi nama Cap Ikan Pipih.

“Orangtua saya merintis usaha ini selama 37 tahun,” sebut ibu enam anak dan dua cucu itu.

Saat ini, Endang memiliki delapan karyawan. Sebulan sekali, ia memproduksi amplang untuk dijual selama 20 hari. Sekali memproduksi amplang, ia menggunakan 70 kilogram daging ikan belida dan 125-150 kg tepung tapioka. Biasanya, ia membeli ikan tersebut di Muara Muntai, Kutai Kartanegara. Jika ikan belida kosong, ia menggunakan daging ikan biji nangka sebagai gantinya.

Cara membuat amplang cukup mudah. Pertama, beber Endang, menyiapkan bumbu masakannya, salah satunya bawang merah. Bumbu yang sudah jadi kemudian dicampurkan dengan daging ikan dan tepung tapioka. Proses pencampuran ini akan membentuk adonan. Adonan tersebut lantas dipotong kecil-kecil sesuai selera lalu digoreng. Proses penggorengannya dilakukan beberapa kali dan cukup lama, dari pukul 08.30 sampai setelah salat magrib. Biasanya, hanya suami Endang yang menggoreng amplang.

Dalam sekali memproduksi amplang, sebut Endang, biaya produksinya Rp 8 juta. Adapun pendapatan kotornya dari hasil produksi tersebut adalah Rp 36 juta. Selain menjual di Samarinda, ia memasarkan produknya ke Balikpapan. Dalam sekali transaksi, ia mengirim 250 kg amplang yang per 25 kg senilai Rp 1,3 juta ke Balikpapan.

“Kami juga menjual amplang secara eceran,” sebutnya. Selain membuka peluang kerja, Endang turut mendorong para perempuan di lingkungannya membuka usaha rumahan seperti berjualan baju, es, hingga sembako.

Usaha amplang Endang berkembang semenjak ia menjadi nasabah BTPN Syariah. Bank tersebut memberikan bantuan pengembangan usaha. Pada 2016, Endang menerima pembiayaan Rp 5 juta dari BTPN Syariah. Bantuan tersebut diterimanya beberapa kali. Sejauh ini, ia sudah menerima pembiayaan Rp 12 juta.

Tak hanya bantuan modal, Endang juga mendapatkan tiket umrah gratis dari BTPN Syariah pada Februari lalu. BTPN Syariah memberikan bonus tersebut sebagai apresiasi atas upaya Endang menginspirasi para perempuan di lingkungan rumahnya.

Endang Jumalini, pengusaha amplang di Samarinda. FOTO: GIARTI IBNU LESTARI-KALTIMKECE.ID

Kena Gusur lalu Merintis Usaha

Pada hari yang sama, utusan BTPN Syariah juga mendatangi rumah Siti Faisah di Perumahan SKM Borneo, Sungai Pinang, Samarinda. Siti juga nasabah inspiratif dan penerima bantuan dari BTPN Syariah. Kepada kaltimkece.id, perempuan berusia 37 tahun itu menceritakan pengalamannya.

Sebelum tinggal di Perumahan SKM Borneo, Siti bermukim di bantaran Sungai Karang Mumus. Ia hengkang dari situ setelah rumahnya terkena penggusuran pada 2008. Pemkot Samarinda merelokasi Siti dan keluarganya ke sebuah rumah di Perumahan SKM Borneo. Saat itu, rumah tersebut belum dilengkapi penerangan, air bersih, dan infrastruktur jalan yang memadai. Sarana dan prasarana pendukung rumah tersebut baru lengkap setelah Siti tinggal selama tiga tahun.

Sejak pindah dari Sungai Karang Mumus, di dekat rumahnya yang baru, Siti berjualan aneka sosis untuk membantu perekonomian keluarganya. “Pendapatannya saat itu Rp 300 ribu per hari,” sebut Siti. Pada akhir 2016, Siti ditemui seorang perempuan yang menawarkan pembiayaan dari BTPN Syariah tanpa jaminan. Setelah mendengar seluruh pemaparan, Siti menyetujui penawaran tersebut.

“Syaratnya, saya cuma diminta mengumpulan 10 ibu yang juga mau memulai usaha atau mengembangkan usaha. Jadi, saya langsung kumpulkan tetangga sekitar sini. Akhirnya, kami mendapatkan pembiayaan. Awalnya, saya dapat pembiayaan untuk pengembangan usaha dari BTPN Syariah Rp 4 juta,” cerita Siti.

Sebagian pembiayaan tersebut dimanfaatkan Siti untuk berjualan sembilan bahan pokok. Sebagiannya lagi untuk modal suaminya berjualan es tapai keliling. Sejak saat itu, perekonomian Siti meningkat. Ia pun merenovasi rumahnya yang saat itu berukuran 3x6 meter. Setelah direnovasi, ukuran rumahnya menjadi 6x6 meter. Ia turut mengubah pekarangan rumahnya menjadi warung. Selain menjual sembako, ia juga menjual air isi ulang.

Melihat usaha Siti berkembang pesat, BTPN Syariah meningkatkan bantuan pembiayaan secara bertahap, dari Rp 4 juta naik menjadi Rp 8 juta hingga Rp 16 juta. Kini, Siti dapat mengajukan pembiayaan Rp 50 juta. Ia pun mendapatkan tiket umrah gratis dari BTPN Syariah. Dalam kelompoknya, Siti memiliki anggota delapan orang.

“Semoga, teman-teman yang lain juga bisa merasakan rezeki yang sama dan usaha mereka berkembang,” ucapnya.

Sejumlah perempuan tengah membuat adonan amplang di rumah Endang Jumalini di Samarinda. FOTO: GIARTI IBNU LESTARI-KALTIMKECE.ID

Komitmen Memberdayakan Perempuan

Kepala Pembiayaan BTPN Syariah Kaltim, Andi Agustiawan, mengatakan, pihaknya selalu meminta kepada seluruh anggota sentra selalu kompak seperti keluarga yang saling mendukung. Ia pun mengatakan, selain memberikan pembiayaan, BTPN Syariah juga memberikan ilmu pengelolaan keuangan dalam berbagai pelatihan.

“Ini agar mereka bisa memenuhi kebutuhan harian, mewujudkan cita-cita keluarga, memiliki dana darurat, hingga menabung,” kata Andi.  

Pada 7 Juli 2020, BTPN Syariah menjadi kategori Bank Buku 3 sesuai dengan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Bank ini berkomitmen memberikan pelayanan yang inklusif dan mendukung pemberdayaan perempuan melalui berbagai inisiatif dan program.

Salah satu inisiatif BTPN Syariah adalah meluncurkan program perbankan mikro untuk perempuan. Program ini dirancang khusus untuk membantu perempuan dalam membuka dan mengembangkan usahanya. Melalui program ini, mereka mendapatkan akses ke pembiayaan dan layanan keuangan yang memadai.

Ainul Yaqin, Corporate & Marketing Communication Head bank BTPN Syariah. FOTO: GIARTI IBNU LESTARI-KALTIMKECE.ID

Kepada kaltimkece.id, Corporate & Marketing Communication Head bank BTPN Syariah, Ainul Yaqin, memberikan penjelasan. Ia menyembut, BTPN Syariah memiliki cabang di 23 provinsi di Indonesia. Memiliki karyawan sebanyak 13 ribu orang, 95 persen karyawan BTPN Syariah adalah perempuan. Sebanyak 47 persen di antaranya hanya memegang ijazah sekolah menengah atas.

“Hingga saat ini, BTPN Syariah telah melayani 6 juta nasabah aktif. Dari jumlah tersebut, terdapat 4,25 juta nasabah paling aktif. Bank BTPN Syariah juga menjangkau 256 ribu komunitas di 2.600 kecamatan di Indonesia,” beber Ainul.

Ia menambahkan, hingga kuartal satu 2023, BTPN Syariah sudah menyalurkan pembiayaan Rp 76 miliar kepada 28 ribu perempuan yang menyandang status keluarga prasejahtera produktif di Kaltim. Bank tersebut tak hanya memberikan akses keuangan untuk melayani masyarakat inklusi. BTPN Syariah juga memberikan akses pengetahuan melalui program pendampingan bertajuk Daya serta akses suplai dan pasar.

“Tujuannya mempermudah kehidupan masyarakat inklusi mewujudkan hidup yang lebih berarti,” tutup Ainul.

shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar