Label "Cerbung"
Ratih Tanpa Smartphone (Bagian-39): Tamat
Akhir dari semuanya.
(Ingin membaca cerita bersambung ini dari awal? Ketuk di sini).
Ratih Tanpa Smartphone (Bagian-38): Tamu
Perjalanan yang menyenangkan. Ketika pulang, lebih lagi senang.
(Ingin membaca cerita bersambung ini dari awal? Ketuk di sini).
Ratih Tanpa Smartphone (Bagian-37): Pertemuan dengan Calon Investor
Sebuah pertemuan. Penuh dengan kejutan.
(Ingin membaca cerita bersambung ini dari awal? Ketuk di sini).
Ratih Tanpa Smartphone (Bagian-36): Suruh Pulang Saja
Kebencian yang abstrak. Antara benci dan rindu.
(Ingin membaca cerita bersambung ini dari awal? Ketuk di sini).
Ratih Tanpa Smartphone (Bagian-34): Menyerah tapi Tak Mau Dijajah
Mengikuti kemajuan agar tak tergilas zaman.
(Ingin membaca cerita bersambung ini dari awal? Ketuk di sini).
Ratih Tanpa Smartphone (Bagian-33): Hotel Bintang Dua
Sebuah rencana, berjuta cita-cita.
(Ingin membaca cerita bersambung ini dari awal? Ketuk di sini).
Ratih Tanpa Smartphone (Bagian-32): Bantal Basah
Kegalauan yang melebihi resah yang biasanya.
(Ingin membaca cerita bersambung ini dari awal? Ketuk di sini).
Ratih Tanpa Smartphone (Bagian-31): Ayah Pembohong
Kenyataan yang sebenarnya. Harus diterima.
(Ingin membaca cerita bersambung ini dari awal? Ketuk di sini).
Ratih Tanpa Smartphone (Bagian-30): Sabar Menunggu
Menunggu selalu saja sebuah pekerjaan yang membosankan.
(Ingin membaca cerita bersambung ini dari awal? Ketuk di sini).
Ratih Tanpa Smartphone (Bagian-29): Sepuluh Truk Kelapa Muda
Berkelahi dengan perasaan. Harus mengambil keputusan.
(Ingin membaca cerita bersambung ini dari awal? Ketuk di sini).