Pariwara Kutai Timur

Dispar Kutim Sinkronkan Strategi Promosi Daerah

person access_time 5 years ago
Dispar Kutim Sinkronkan Strategi Promosi Daerah

Foto: Irfan humas)

Ditulis Oleh: PARIWARA
Senin, 11 Maret 2019

kaltimkece.id Indonesia merupakan Negara yang memiliki keanekaragaman keindahan panorama di dalamnya. Tidak hanya itu kekayaan sumber daya alamnya merupakan daya tarik tersendiri bagi negara lain, untuk bisa melihat langsung mulai dari Pulau Sabang hingga Merauke.

Perkembangan pariwisata di dunia pun semakin pesat, begitu juga di Indonesia sejalan dengan perkembangan secara lokal yang sangat berpotensi menghasilkan tambahan ekonomi bagi masyarakat di wilayah destinasi wisata. Apabila dapat dikembangkan dengan baik, tentunya berdampak bagi perkembangan ekonomi masyarakat. Yakni dengan memaksimalkan segala bentuk potensi yang ada.

Di Indonesia sendiri, pariwisata sudah diklaim sebagai salah satu sektor unggulan. Sudah 4 tahun berjalan, pariwisata Indonesia menduduki salah satu prioritas pembangunan nasional disamping pertanian dan perikanan. Itulah sedikit gambaran dalam pembahasan di kegiatan bertajuk Bimbingan Teknis Sinkronisasi Promosi Pariwisata Pasar Asia Selatan, Asia Tengah, Timur Tengah, dan Afrika gelaran Dinas Pariwisata (Dispar) Kutai Timur (Kutim) bekerja sama dengan Komisi X DPR RI dan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Pusat di Hotel Royal Victoria, Selasa (5/3/2019).

Pada momen ini, panitia menghadirkan narasumber seperti Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian, Asdep Pengembangan Pemasaran II Regional III Sigit Witjaksono, Kabid Pemasaran Area II Komang Mahawira dan TPP Wisata Sejarah, Religi, Tradisi, dan Seni Budaya Ary Hartanto. Jalannya Bimtek turut disaksikan Wabup Kasmidi Bulang didampingi Sekretaris Dispar Kutim Suparto.

Hetifah menuturkan bahwa bimtek difokuskan sebagai salah satu kepedulian peran legislatif terhadap pengembangan dunia pariwisata. Sebagai salah satu upaya mendorong kemajuan pariwisata di Kaltim. Pihaknya ingin menggenjot pariwisata Kaltim khususnya di Kutim, karena potensinya terbilang besar, tak kalah dengan daerah lainnya.

“Tinggal dikemas saja lagi wisata di Kutim. Tujuan dikembangkannya wisata bukan semata-mata mengejar PAD, akan tetapi akarnya untuk kesejahteraan rakyat. Jika rakyat sejahtera, maka PAD otomatis menyusul dengan sendirinya,” ucapnya.

Wanita berhijab ini pun berjanji memperjuangkan wisata di Kutim. Dalam pandangannya, wisata di Kutim terbilang luar biasa. Layak diperjuangkan dan dikembangkan sebagai magnet kuat guna menarik wisatawan.

"Potensi pariwisata di Kutim sangat lengkap dan besar apalagi ditambah dengan kebudayaannya. Ada beberapa hal yang harus dilakukan agar wisata di Kutim dapat dilirik. Mulai pembenahan infrastruktur, promosi, menggaet investor, keseriusan pemerintah setempat dan didorong oleh dukungan masyarakat,” tegasnya.

Sementara itu, Wabup Kasmidi Bulang sepakat dengan arahan Hetifah. Menurutnya secara geografis Kutim punya titik-titik destinasi wisata unggulan. Semuanya lengkap mulai dari garis pantai laut, dari Teluk Lombok, Tanjung Perancis, Teluk Kaba dengan pepohonon mangrove, Pantai Sekerat hingga Pantai Birah-Birahan. Belum lagi ada pegunungan Karst Sangkulirang Mangkalihat dengan goa tapak tangan, hingga Gunung Beriun yang menyimpan kekayaan Flora maupun Fauna.

“Jadi Kutim punya wisata alam, bahari, pegunungan karst yang menjadi situs prasejarah. Kutim hanya masih kurang wisata udara, karena masih dalam progres pengembangan arena paralayang di daerah bukit sekerat,” jelasnya.

Ditambahkan Kasmidi, tahun ini Pemkab Kutim akan terkonsentrasi dalam peningkatan akses infrastruktur menuju ke lokasi wisata. Salah satunya perbaikan jalan untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan mencapai titik destinasi. Selanjutnya solusi yang ditawarkan yaitu penyelesaian Bandara Sangkima, saat ini masih terganjal kebijakan pusat. Disinggung kegiatan Bimtek ini, Kasmidi pun menuturkan bisa menjadi input informasi yang baik untuk Kutim.

“Hadirnya Bu Hetifah dan perwakilan Kemenpar, (pasti) nantinya akan membuat program- program yang sejalan atau dibutuhkan untuk sektor pariwisata di Kutim. Agar dapat di support juga melalui pendanaan,” harapnya.

Bimtek ini diikuti sekitar 50 peserta berasal dari beberapa unsur lembaga maupun organisasi. Diantaranya Asosiasi Pariwisata (BPPD,PHRI,HPI), Akademisi Pariwisata dalam hal ini Duta Pariwisata Indonesia, Pelaku Usaha dan Jasa Pariwisata, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), Komunitas Pariwisata, Fotografer/Videografer dan Jurnalis. (pariwara/hms13)

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar