Pariwara Mahakam Ulu

Beragam Keuntungan Relokasi Bertahap Permukiman Long Lunuk Mendekati Jalan Trans Kalimantan

person access_time 1 year ago
Beragam Keuntungan Relokasi Bertahap Permukiman Long Lunuk Mendekati Jalan Trans Kalimantan

Jalan Trans Kalimantan poros Long Bagun-Long Pahangai. FOTO. KALTIMKECE.ID/NALENDRO PRIAMBODO

Letak permukiman baru yang diusulkan berada di jalur urat nadi transportasi Kalimantan.

Ditulis Oleh: Nalendro Priambodo
Jum'at, 23 September 2022

kaltimkece.id Bupati Mahakam Ulu Bonifasius Belawan Geh mengusulkan relokasi bertahap permukiman di Kampung Long Lunuk dan Long Lunuk Baru mendekati jalan Trans Kalimantan. Anjuran ini mengemuka setelah belajar dari pengalaman banjir besar yang melanda dua kampung di Kecamatan Long Pahangai tersebut 9-10 September 2022 lalu. Dari berbagai aspek, Bupati menilai pemindahan bertahap permukiman akan membawa banyak keuntungan bagi warga.

Usulan relokasi bertahap permukiman di kedua kampung itu bupati sampaikan langsung kepada kedua petinggi kampung dan warga ketika berkunjung ke Kampung Long Lunuk menyerahkan bantuan kepada korban banjir, Rabu, 21 September 2022 kemarin.

“Petinggi kedua kampung setuju permukiman di Kampung Long Lunuk direlokasi bertahap. Kita harus pindah cari lokasi yang tidak potensi banjir dan tanah longsor. Saya harap warga setuju,” tutur Bupati Bonifasius, Rabu, 21 September 2022 di Lamin Adat Kampung Long Lunuk.

Selain banjir, permukiman di kedua kampung tersebut juga rawan longsor. Baik yang berada di sisi perbukitan maupun di pinggir sungai. Beberapa warga yang mendiami kampung sejak puluhan tahun lalu mengutarakan, sekitar tahun 70an, jarak antara permukiman dan tepi sungai lebih dari 10 meter.

50 tahun kemudian, jarak permukiman dan tepi sungai semakin dekat. Pantauan lapangan di kedua kampung tersebut, rata-rata permukiman berdiri kurang dari 5 meter dari pinggir batas ketinggian rata-rata aliran Sungai Mahakam.

Bahkan, beberapa rumah tak jauh dari Lamin Adat Kampung Long Lunuk jaraknya kurang dari 1 meter di belakang tebing membelakangi tepi Sungai Mahakam. Di tebing tanah berwarna kuning setinggi sekitar 4 meter dari ketinggian air sungai itu terlihat bekas gerusan air Sungai Mahakam. Di beberapa titik itu terpasang bronjong berisi batu andesit sebagai fondasi menahan abrasi sungai.

Usulan relokasi bertahap di wilayah kedua kampung yang dekat dengan Jalan Trans Kalimantan itu bukan semata urusan keselamatan warga. Pria bergelar Magister Ekonomi ini menilai, permukiman baru mendekati jalur urat nadi di Pulau Kalimantan itu akan mempercepat perputaran roda perekonomian warga setempat.

Warga yang sebagian besar berprofesi sebagai petani bisa lebih mudah menjual hasil bumi jika bermukim di dekat jalan yang akan terkoneksi dengan Kalteng, Kalbar Kaltim dan juga Ibu Kota Nusantara itu. Tak perlu mengeluarkan uang lebih untuk biaya transportasi sungai yang dikenal lama dan boros bahan bakar. Dengan prospek ini, tak menutup peluang akan ada usaha baru yang muncul seperti perdagangan yang lebih ekonomis.

Sebagai informasi, infrastruktur jalan Long Bagun – Long Pahangai panjangnya 155 kilometer. Dari Long Pahangai ke Long Apari panjangnya 98 kilometer. Jalur itu rencananya terkoneksi di jalur Trans Kalimantan yang menyambungkan Kalimantan Barat, Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur. Pembangunan jalur itu sudah dimulai dan dibiayai pemerintah pusat.

Jika jalur yang tersambung ke Ibu Kota Negara itu tersambung, maka posisi perkampungan-perkampungan Mahulu yang berada di tengah-tengah Pulau Kalimantan atau Jantung Borneo akan menjadi titik strategis baru di kawasan beranda negara.

“Itu potensi besar dan bagus bagi kita untuk meningkatkan ekonomi keluarga,” ujar bupati.

Oleh karena itu, bupati meminta petinggi di kedua kampung itu segera membuat musyawarah membahas usulan tersebut. Besar harapan ada persetujuan relokasi bertahap. “Nanti didiskusikan mencari anggarannya. Pemkab Mahulu akan berusaha membantu pematangan lahan. Setelah lahannya siap, mulai pindah perlahan-lahan,” ujar Bupati.

Ketua DPRD Mahulu Novita Bulan sependapat dengan usulan ini. Menurutnya, usulan pemerintah ini tentu sudah dipikirkan dan demi kebaikan dan keselamatan warga. “Kampung bukan ditinggalkan 100 persen. Kita cari tempat yang lebih layak dan aman dan pindah bertahap,” ujar Politikus Partai Gerindra dari daerah pemilihan Long Apari dan Long Pahangai tersebut.

Terpisah, Sekretaris Kampung Long Lunuk, Martinus Tanting mengutarakan sedikitnya sudah ada 30an rumah dan ladang warganya yang berdiri tak jauh dari Jalan Trans Kalimantan tersebut. Warga sudah melihat peluang ekonomi dan mencari ruang hidup yang lebih layak dan aman.

“Sebagian warga mau pindah ke sana. Jaraknya sekitar 5 kilometer dari perkampungan lama. Daerah itu bebas banjir dan longsor,” kata Martinus diwawancarai di sela-sela penyerahan bantuan di kampungnya.

Pria 64 tahun ini sependapat relokasi bertahap permukiman lama ke daerah baru akan membawa dampak ekonomis dan menjamin keselamatan warga dari bencana banjir dan tanah longsor. Warga kampung yang berprofesi sebagai petani padi, karet dan kakao tak perlu takut hasil pertaniannya tak diserap pasar lagi.

“Hasil petani mudah dijual jika dekat jalan Trans Kalimantan. Tinggal taruh di depan rumah, orang bisa langsung beli. Kalau di kampung, masih susah,” ujar Martinus.

Martinus membayangkan, jika roda perputaran ekonomi semakin kencang dan warga pelan-pelan berpindah ke lokasi baru, permukiman lama bisa dimanfaatkan sebagai penginapan bagi wisatawan.

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar