Pariwara Mahakam Ulu

Beragam Solusi Penataan Pasar Ujoh Bilang, Diproyeksi Ramai Seiring Perpindahan Pusat Perkotaan

person access_time 2 years ago
Beragam Solusi Penataan Pasar Ujoh Bilang, Diproyeksi Ramai Seiring Perpindahan Pusat Perkotaan

Wakil Bupati Mahakam Ulu, Yohanes Avun ketika meresmikan Pasar Induk Ujoh Bilang.

Pedagang diminta bersabar. Fasilitas listrik akan tersedia. Prospek ekonomi di kawasan ini menjanjikan. 

Ditulis Oleh: Nalendro Priambodo
Jum'at, 12 November 2021

kaltimkece.id Bupati Mahakam Ulu (Mahulu) Bonifasius Belawan Geh meminta publik terutama pedagang di Pasar Induk Ujoh Bilang bersabar dan tak perlu khawatir. Sejauh ini Pemkab bersama instansi lain terus berupaya melengkapi sarana dan prasarana penunjang agar pasar yang dikelola Pemerintah Kampung Ujoh Bilang tersebut ditambah fasilitas dasar seperti listrik dan air. 

Bupati menyampaikan, sejauh ini ia sudah meminta jajarannya mempercepat pemasangan instalasi listrik. Terutama ke wilayah melewati pasar sampai ke pusat perkotaan baru di kawasan Sebenaq, Kampung Ujoh Bilang. Sepanjang kawasan ini nantinya akan menjadi areal pusat perkotaan dan perkantoran baru Mahulu. 

Dari informasi yang ia dapatkan sejauh ini sudah terpasang trafo listrik di dekat areal tersebut. Dan sebentar lagi dialirkan ke sambungan rumah di dekat pasar. Jika listrik sudah tersambung ke pasar, bupati berharap kekhawatiran para pedagang tidak bisa mendapatkan listrik konsisten untuk bisa teratasi. 

“Awal tahun depan sudah running listriknya. Tidak perlu takut busuk daging, karena nanti pendingin bisa jalan 24 jam,” kata bupati kepada kaltimkece.id, Selasa, 9 November 2021 di Bappelitbangda Mahulu. 

Bupati juga menanggapi keluhan pedagang lain seputar berkurangnya omzet setelah mereka direlokasi ke pasar Induk Ujoh Bilang. Salah satunya disebabkan, masyarakat belum terbiasa membeli bahan pokok di pasar baru yang letaknya di luar area permukiman di Mahulu. 

Bupati memaklumi masyarakat umum membutuhkan penyesuaian waktu dan budaya agar terbiasa membeli kebutuhan pokok di pasar baru. Mengingat pasar lama berada di tengah-tengah permukiman. Sementara, pasar baru berada di luar permukiman. 

Pria 55 tahun ini menilai, saat ini dibutuhkan upaya persuasif dan sosialisasi kepada publik tentang pentingnya keberadaan pasar yang jauh dari permukiman. Selain mengurangi kemacetan dan kesemerawutan juga membantu menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. 

Selain mempercepat penyediaan sarana dan prasarana penunjang, bupati juga meminta jajaran di OPD giat melakukan upaya persuasif. Yakni menyosialisasikan pentingnya berbelanja di pasar Ujoh Bilang. Apalagi, ke depan, pusat perekonomian dan pemerintahan akan bergeser ke arah pasar dan sekitarnya. Prospek ekonominya menjanjikan. 

“Jangan khawatir tidak ada pengunjung,” kuncinya

Butuh Komitemen Pengelolaan

Hal senada disampaikan Camat Long Bagun, Yason Liah. Menurutnya, pasar induk Ujoh Bilang lahir karena kesepahaman. Yakni, sudah seharusnya dibangun pasar induk di pusat ibu kota kabupaten. Upaya ini sebagai bagian penataan kota sekaligus menciptakan ruang hidup yang sehat dan berwawasan lingkungan. 

Diakuinya memang agak sulit menertibkan pasar tumbuh di pinggir jalan utama Ujoh Bilang. Sebab, sebagian mereka berdagang di depan rumah masing-masing. Kunci sekarang adalah menguatkan langkah persuasif. 

“Ini soal waktu. Apabila nanti kantor dan perkotaan bergerak (ke Sebenaq), bisa jadi banyak orang yang akan berbelanja sayur di Pasar Ujoh Bilang setelah pulang kerja,” katanya di hari yang sama saat menghadiri rapat dengar pendapat multi pihak yang difasilitasi DPRD Mahulu. 

Hanya saja Yason mengamini, untuk sekarang juga penting diperkuat tata kelola pasar. Baik dari sisi regulasi pemungutan retribusi sampai pengelolaan sarana dan prasarana pasar. Mengingat sejauh ini belum ada OPD yang khusus mengelola pasar. Di sisi lain, pasar Ujoh Bilang masih dikelola oleh Badan Usaha Milik Kampung (Bumk). 

“Butuh komitmen mengelola pengelolaan pasar ke depan,” ujarnya. 

Kepala Bidang Pemberdayaan dan Pembangunan Kampung Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung (DPMK) Mahulu, Christianus Arie Dedy Bang yang hadir dalam rapat itu juga angkat bicara. 

Ia sependapat perlu dibuat Peraturan Kampung kampung jika ada penarikan retribusi oleh BUMK. Selain itu perlu diperkuat sosialisasi bahwa pengelolaan pasar oleh BUMK merupakan bagian dari kemandirian kampung. 

“Kalau nantinya disepakati menjadi pasar induk, mungkin perlu melibatkan Bagian Ekonomi Pembangunan dan Dinas PUPR,” sarannya. 

Perwakilan Badan Pengawas Kampung Ujoh Bilang, Margareta Ulan meminta pemerintah kabupaten tegas menyelesaikan masalah agar tidak berlarut-larut. Diakuinya, selama ini ada upaya pemerintah kampung mengebor sumur tanah namun tak membuahkan hasil. 

Akhirnya, mereka terpaksa meminta air tetangga sekitar. Begitu pula, mereka masih menunggu pemasangan listrik setelah sebelumnya bersurat ke PLN. Sehingga mereka terpaksa menggunakan mesin pembangkit listrik berbahan bakar solar yang kurang ekonomis. (*)

                    

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar