Pariwara Pemkab Kukar

Zona Pesisir Kukar Gelar Pesta Laut Nelayan

person access_time 1 year ago
Zona Pesisir Kukar Gelar Pesta Laut Nelayan

Wakil Bupati Kutai Kartanegara, Rendi Solihin. FOTO: ISTIMEWA.

Tradisi rutin tahunan ini diadakan di Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara, pada 19 sampai 20 Mei 2023 mendatang. 

Ditulis Oleh: Mika Suhendra
Senin, 15 Mei 2023

kaltimkece.id Komite Ekonomi Kreatif (Kekraf) dan Dinas Pariwisata (Dispar) Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara akan menyelenggarakan Pesta Laut Nelayan. Tradisi rutin tahunan ini diadakan di Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara, pada 19 sampai 20 Mei 2023 mendatang. Kegiatan terlaksana sebagai wujud rasa syukur atas limpah karunia kekayaan laut yang diperoleh nelayan di zona pesisir.

Menurut Rendi Solihin, Wakil Bupati Kutai Kartanegara, kegiatan ini merupakan tradisi warisan leluhur. Oleh sebab itu, acara yang bertajuk Pesta Laut Nelayan menjadi agenda Pemkab yang sudah masuk di Kalender Event Tahunan Kukar.

"Ada lima kegiatan serupa yang sudah diagendakan, pertama sudah dilaksanakan Sebulu Festival yang akan digelar dua pekan, dan selanjutnya di Samboja ada Pesta Laut Pesisir Nusantara," tutur Rendi.

Rendi mengatakan bahwa ia dulu pernah terlibat langsung dalam tradisi ini. Saat itu, sebelum dirinya menerima amanah sebagai Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kukar, pada 2019. Dia dipercayakan untuk memimpin keberlangsungan pesta tradisi ini pada 2018.

"Dulu saya pernah menjadi ketua panitia waktu 2018 sebelum saya menjadi DPRD Kukar. Itu sudah pernah dilaksanakan dan itu merupakan agenda rutin," ungkapnya.

Rendi juga menuturkan bahwa kegiatan serupa akan diselenggarakan di Kecamatan lain. Kecamatan tersebut meliputi Kecamatan Muara Badak, Muara Jawa, dan Sanga-Sanga. Melihat semangat masyarakat, Rendi beranggapan bahwa meski Pemkab Kukar tidak menyelenggarakan Pesta Laut Nelayan, masyarakat pesisir Kukar sendiri tetap akan melaksanakannya.

Dia menjelaskan bahwa tradisi ritual ini perlu untuk dilaksanakan. Hal ini berkaitan dengan tradisi kepercayaan turun-temurun yang dipercayai masyarakat setempat untuk mengusir bala. Jika masyarakat tersebut tidak melaksanakan, mereka meyakini bahwa akan ada banyak musibah atau kesialan yang dapat terjadi.(adv/diskominfokukar)

shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar