Terkini

Misteri Jenazah Terborgol, Sehat ketika Kabur, Ditemukan 34 Km dari Lokasi Penangkapan

person access_time 4 years ago
Misteri Jenazah Terborgol, Sehat ketika Kabur, Ditemukan 34 Km dari Lokasi Penangkapan

Kapolsekta Samarinda Seberang, Kompol Suko Widodo, melihat lokasi pelarian tersangka (giarti ibnu lestari/kaltimkece.id)

Misteri jenazah yang terborgol lamat-lamat terungkap. Beberapa tanda tanya terjawab, beberapa yang lain belum tersingkap.

Ditulis Oleh: Giarti Ibnu Lestari
Rabu, 08 Januari 2020

kaltimkece.id Rumah sewa berdinding beton itu punya dua lantai. Dari 20 pintu bangunan yang bercat cokelat muda, hanya kesepian yang menyapa ketika reporter kaltimkece.id tiba. Di balik salah satu pintu itulah, Andi Tommy Alun Samudera Koleba, 21 tahun, menetap bersama istrinya yang tengah hamil sembilan bulan. Tommy ditangkap polisi di kediamannya ini, berhasil kabur, lalu ditemukan meninggal dengan tangan terborgol.

Rabu, 8 Januari 2020, pukul 13.00 Wita, Kepala Kepolisian Sektor Kota Samarinda Seberang, Komisaris Polisi Suko Widodo, mendatangi rumah kontrakan. Rumah itu berdiri di Gang Idola, hanya 50 meter dari Jalan KH Harun Nafsi, Kelurahan Rapak Dalam, Kecamatan Loa Janan Ilir, Samarinda. Menurut Kapolsekta, Andi Tommy ditangkap di situ. 

Urutan Penangkapan

Kepolisian Sektor Kota Samarinda Seberang memperoleh petunjuk penting ketika menyelidiki sebuah kasus pencurian sepeda motor. Jumat, 3 Januari 2020, petugas meringkus seseorang bernama Ahmad Fauzi. Lelaki 33 tahun yang diduga sindikat curanmor ini rupanya "bernyanyi" di muka penyidik. Ia mengatakan bahwa Andi Tommy adalah bagian dari sindikat yang baru saja mencuri sepeda motor di Kelurahan Tani Aman, Kecamatan Loa Janan Ilir, Samarinda. 

Polsekta Samarinda segera menerbitkan surat penangkapan Andi Tommy dengan nomor SP.KAP/04/I/2020/Reskrim. Berbekal dokumen itu, dua anggota polsekta berpakaian sipil mendatangi rumah Andi Tommy, Jumat malam, pukul 19.30 Wita. Petugas tak menemui kesulitan saat meringkus Andi Tommy pada pukul 21.20 Wita. Kedua pergelangan tangan Andi Tommy pun diborgol. Kejadian ini disaksikan istri Andi Tommy, Miftahul Jannah, 20 tahun. 

Polisi lantas menggeledah rumah Andi Tommy. Kamar sewa tersebut hanya berukuran 3 meter x 5 meter, dindingnya kuning, dan berantakan. Beberapa kardus yang sudah dikemas ditemukan bersama sebuah koper yang telah diisi barang-barang. Peralatan dapur juga telah dirapikan. 

Polisi menduga, suami istri itu hendak pindah setelah Ahmad Fauzi --diduga satu sindikat dengan Andi Tommy-- tertangkap. Dugaan ini diperkuat keterangan sang istri. Menurut Miftahul, ia dan suami akan pulang kampung ke Bulukumba, Sulawesi Selatan, untuk menunggu kelahiran buah hati. 

Petugas juga memeriksa kamar di sebelah kediaman Andi Tommy sesuai surat perintah menggeledah nomor SP. DAH/02/I/2020/Reskrim. Kamar ini disebut sebagai bengkel. Polisi tidak menemukan suku cadang maupun peralatan kerja layaknya bengkel. 

Waktu telah menunjukkan pukul 21.31 Wita ketika polisi memeriksa "bengkel" tersebut. Saat itulah Andi Tommy melarikan diri dengan tangan yang masih terborgol di depan. Andi Tommy berlari menyusuri lorong gelap di sebelah kanan pintu kamar yang dijadikan bengkel. Ia sempat melompati dinding beton setinggi 1 meter. Di balik dinding itu ketinggiannya 2 meter.  

Menurut keterangan petugas, pemuda itu berlari sangat cepat dan melompat dengan lincah. Petugas segera kehilangan jejak. Saat Tommy kabur, tiga anggota kepolisian yang membawa tersangka Ahmad Fauzi baru saja tiba. 

"Tersangka Andi Tommy merupakan residivis kasus pencurian pada 2015 dan 2016. Ia mencuri sepeda motor milik ibu tirinya namun diselesaikan secara kekeluargaan. Dalam perkara yang sekarang, tersangka (Andi Tommy) merupakan pengembangan dari kasus pencurian. Tersangka diduga mengamankan barang-barang pada saat melepaskan pelat nomor polisi," jelas Kompol Suko Widodo kepada kaltimkece.id

Anggota Polsekta Samarinda Seberang segera menyusun rencana untuk mengejar Andi Tommy. Namun, Senin sore, 6 Januari 2020, tiga hari setelah pelarian, ditemukan jenazah yang mengambang di perairan Kelurahan Pendingin, Kecamatan Sangasanga, Kutai Kartanegara. Jenazah yang terborgol itu tidak lain adalah Andi Tommy.

Kabur Dalam Kondisi Sehat

Hanya berselang 69 menit setelah berhasil melepaskan diri dari kungkungan polisi, Andi Tommy tiba di rumah ibu tirinya, Wana Arifin, 36 tahun. Jarak dari rumah Andi Tommy ke kediaman Wana Arifin di Jalan Bung Tomo, Kelurahan Sungai Keledang, Kecamatan Samarinda Seberang, sekitar 4 kilometer. Menurut keterangan polisi, Andi Tommy kabur tanpa luka-luka. Polisi juga tidak mengeluarkan tembakan ketika Andi Tommy kabur. 

Baca juga:
 

Jika dicocokkan dengan keterangan Wana Arifin mengenai waktu Andi Tommy tiba di rumahnya, dapat diduga lelaki itu segera menuju Jalan Bung Tomo. Dengan waktu 69 menit, Andi Tommy diperkirakan tidak perlu berlari untuk menempuh jarak 4 kilometer. Kecuali ada kemungkinan lain seperti ia mendapat tumpangan. Yang jelas, kondisi fisiknya masih prima untuk menemui ibu tirinya.

Menurut keterangan Wana Arifin kepada petugas, seperti dijelaskan Kapolsekta, Andi Tommy hendak bersembunyi. Lelaki itu juga sempat meminta tolong agar borgol di tangannya dilepas. Permintaan itu segera ditolak Wana Arifin yang hanya berbicara dari balik kaca jendela. Wana Arifin disebut memahami benar kelakuan anak tirinya mengingat pernah mencuri sepeda motor. 

Andi Tommy hanya meminta uang yang kemudian diselipkan Wana Arifin dari bawah pintu sebesar Rp 17 ribu. Selepas itu, Andi Tommy pergi. Tiga hari kemudian, jenazahnya ditemukan mengapung sekitar 34 kilometer dari rumahnya, menurut perhitungan Google Maps. Ditemukan uang Rp 17 ribu yang masih utuh di tubuhnya. Dua luka menganga yang datar didapati di wajah dan lengan. 

Jika dicocokkan dengan keterangan sebelumnya, luka-luka ini mestinya diterima Andi Tommy selepas pergi dari rumah ibu tirinya. Apapun penyebabnya, luka itu bisa muncul sebelum ataupun setelah ia meninggal. Polisi masih menunggu hasil autopsi untuk memastikan penyebab cedera tersebut. Yang jelas, apa yang menimpa Andi Tommy dalam pelarian setelah mampir ke rumah ibu tiri masih misteri. 

Kapolsekta Samarinda Seberang, Kompol Suko Widodo, menyatakan bahwa kematian Andi Tommy tidak mutlak kesalahan anggotanya. Memang, ia mengakui, ada keteledoran. Namun, hal itu disebabkan karena Andi Tommy dikenal licin dalam melarikan diri. Hanya dalam hitungan detik ia bisa kabur. 

"Padahal kalau masih terlihat, pasti dilumpuhkan. Saya sudah perintahkan tembak terlebih jika tersangka membahayakan keselamatan anggota," tegas Kapolsekta. (*)

Editor: Fel GM

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar