Terkini

Penabrak Jembatan Mahakam Hanya Diancam Ganti Rugi Kerusakan

person access_time 5 years ago
Penabrak Jembatan Mahakam Hanya Diancam Ganti Rugi Kerusakan

Foto: Ika Prida Rahmi (kaltimkece.id)

Kepala KSOP Samarinda belum setahun menjabat. Tapi kecelakaan antara kapal tongkang dan Jembatan Mahakam, sudah terjadi tiga kali.

Ditulis Oleh: Ika Prida Rahmi
Senin, 01 Juli 2019

kaltimkece.id Insiden tongkang batu bara menabrak konstruksi Jembatan Mahakam di Sungai Mahakam seakan terus terulang. Minggu, 30 Juni 2019, sekali lagi tongkang bermuatan batu bara menabrak fender dan tiang jembatan.

Rekaman video amatir yang diduga diambil dari Lantai lima Hotel Harris Samarinda, menunjukan proses saat senggolan terjadi. Tugboat ketika itu berusaha melewati kolong empat Jembatan Mahakam. Namun, tongkang larut ke kiri. Kapal pandu di belakang gagal mengatur tongkang tetap lurus.

Pilar P3 tertabrak. Fender sebagai pelindung pilar justru tak sempat tersenggol. Suara keras akibat besi beradu beton terdengar. Muncul kepulan debu dari hantaman tersebut. Perairan Sungai Mahakam saat kejadian dilaporkan cukup deras.

Tugboat penabrak kemudian diketahui bernama lambung Bloro 2. Menarik tongkang Roby 101 yang berisikan batu bara. Muatan akan diantar ke Muara Berau.

Berdasar izin gerak kapal di jalur Sungai Mahakam, tepatnya Jembatan Mahakam, kapal tongkang tersebut bermuatan batu bara sebanyak 7.500 Mt. Surat Permohonan izin berasal dari PT Rusianto Bersaudara.

Dari pemantauan langsung pilar jembatan pada Senin siang, 1 Juli 2019, sisi pilar P3 yang disenggol, menyisakan guratan baru akibat hantaman kapal.

Dikatakan Kapolsek Kesatuan Pelaksana Pengamanan Pelabuhan (KP3) Samarinda AKP Aldi Alfa Farouqi, peristiwa tabrakan terjadi 15.30 Wita, Minggu sore. Tabrakan sempat membuat panik pengguna jalan di atas jembatan.

"Dari keterangan dan pantauan tinjauan langsung, benar yang ditabrak pilar. Ada bekas gesekan," ucap Aldi saat di hubungi kaltimkece.id. Nakhoda, anak buah, dan pemilik kapal, sudah dipanggil dan dimintai keterangan.

Berdasar kronologis yang dihimpun polisi, Bloro 2 saat menarik tongkang Roby 101, mengarah mendekati pilar Jembatan Mahakam saat hendak melintas di bawah jembatan. Tongkang laurt ke kanan, mengarah ke pilar utama. “Dorongan arus air bergerak ke kanan. Saat itu arus deras dan angin kencang. Bagian tongkang sebelah kiri menabrak pilar," jelas Aldi.

Menurut Aldi, kondisi pilar Jemabatan Mahakam kini sangat berbahaya. Tabrakan dengan tongkang telah beberapa kali terjadi. Namun, kepolisan hanya bisa memintai keterangan dan mengumpulkan data terkait kronologi lantaran saat kejadian tidak ada korban jiwa.

Agar tidak menambah beban jembatan yang kian riskan, truk dilarang melintas di jembatan. Kini harus melalui memutar ke Jembatan Mahakam Ulu. Jembatan Mahakam hanya boleh dilalui kendaraan roda dua dan roda empat. 

Perusahaan Ganti Rugi

Kepala KSOP Samarinda, Capt Dwi Yanto, menyebut Jembatan Mahakam telah ditabrak tiga kali selama ia menjabat posisinya saat ini. Dwi Yanto diketahui dilantik sebagai kepala KSOP Samarinda pada November 2018.

Baca juga:
 

Evaluasi dikemukakan. Sarana dan prasarana ketika tugboat dan tongkang melintas akan ditingkatkan untuk pengolongan.

Kapal tugboat, kelak harus memiliki standar kekuatan dan kecepatan dalam kondisi arus deras untuk bisa melintas di kolong Jembatan Mahakam. Wacana ini bakal jadi improvisasi KSOP Samarinda. Karena tidak terdapat dalam syarat regulasi nasional.

Langkah itu menjadi krusial mengingat situasi Jembatan Mahakam sudah memprihatinkan. Sudah berulang kali ditabrak. Dikhawatirkan akan menambah pengaruh di fisik Jembatan bila terjadinya benturan lagi.

KSOP Samarinda akan meminta perusahaan bertanggung jawab secara materil dan moril. Setiap kerusakan, menjadi tanggung jawab perusahaan. KSOP akan meneruskan data dan keterangan dari peristiwa tersebut jika diperlukan investigasi dari pihak terkait. "Kalau ada kerusakan, mereka harus kami arahkan ke Dinas PUPR untuk menyelesaikan itu," katanya.

Insiden tongkang menabrak pilar jembatan, bukan lagi kejadian baru. Jembatan dengan panjang total 400 meter yang dibangun tahun 1986 itu sudah berulang kali tertabrak kapal bermuatan maupun tidak. Hal ini kerap dipicu arus deras di bawah jembatan ketika pasang.

"Arus memang cukup deras karena di sana cekungan. Makanya setiap kejadian (ponton) menabrak pilar, itu terus yang kena. Enggak mungkin kena yang lain," pungkasnya. (*)

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar