Samarinda

Merana Sungai Mahakam setelah TPS Dibongkar

person access_time 1 year ago
Merana Sungai Mahakam setelah TPS Dibongkar

Dua pemudi membersihkan sampah di Taman Tepian Islamic Center, Samarinda, Sabtu sore, 10 Juni 2023. FOTO: ANDIKA PRATAMA-KALTIMKECE.ID

Sejumlah warga Samarinda disebut membuang sampah ke sungai karena minim TPS di tempat tinggalnya. Apa saja solusi yang dibuat pemerintah kota?

Ditulis Oleh: Andika Pratama
Rabu, 21 Juni 2023

kaltimkece.id Taman Tepian Islamic Center di Samarinda tampak kotor. Sampah-sampah beragam jenis berserakan di sekujur ruangannya. Limbah hasil produksi manusia itu juga banyak dijumpai di Sungai Mahakam di samping taman tersebut.

Sabtu sore, 10 Juni 2023, sejumlah pemuda dan pemudi membersihkan Taman Tepian Islamic Center. Dalam kegiatan untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia ini, mereka terkendala tempat pembuangan sampah. Masalahnya, tak ada satu pun tempat sampah di taman tersebut. Mereka mesti patungan uang untuk menyewa sebuah pikap. Kendaraan itu digunakan membawa 13 kantong plastik besar berisi penuh sampah ke tempat pembuangan sementara (TPS).

“Semoga, pemerintah bisa lebih baik mengurus ruang publik yang mestinya memberikan kenyamanan,” ujar Dhini Kamila, seorang perempuan yang ikut dalam kegiatan bersih-bersih tersebut.

Kondisi tak jauh berbeda tampak di Sungai Mahakam dekat permukiman di Kelurahan Selili, Samarinda Ilir. Kepada kaltimkece.id, salah seorang warga Selili, Sofyan Sopiandi, 26 tahun, mengatakan, tak sedikit warga membuang sampah ke sungai tersebut. Menurutnya, masalah ini muncul karena tak ada TPS di Selili. TPS paling dekat dengan kelurahan tersebut terletak di Jalan Sultan Alimuddin yang jaraknya terbilang jauh.

“Karena (jarak ke TPS) jauh, sebagian besar masyarakat membuang sampah ke sungai,” kata pria yang berkerja di sebuah bioskop itu.

Solusi-Solusi Mengatasi Sampah

Dulu, Samarinda memiliki banyak tempat pembuangan sementara. Akan tetapi, beberapa tahun lalu, sebagian TPS, terutama TPS di jalan protokol, dibongkar dan diganti dengan TPS mobile atau kendaraan pengangkut sampah. Salah satu tujuan pengurangan TPS konvensional adalah mewujudkan program Pemkot Samarinda mengenai estetika kota.

Kepala Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah, Bahan Beracun dan Berbahaya (PSLB3), Dinas Lingkungan Hidup Samarinda, Boy Leonardo Sianipar, memberikan penjelasan. Ia mengatakan, selain memperindah estetika kota, pengurangan TPS konvensional juga bertujuan mengatasi masalah sanitasi dan kekumuhan terutama di jalan protokol serta permukiman padat penduduk. Jika TPS konvensional tidak disiasati, sampah di dalamnya dikhawatirkan mengganggu kesehatan warga.

“Bisa saja sampah itu meluber dan masuk parit lalu jadi jamur atau sarang penyakit,” kata Boy kepada kaltimkece.id.

Salah satu TPS di Jalan DI Panjaitan ini telah ditutup. FOTO: DOKUMEN KALTIMKECE.ID

Pengalihan TPS konvensional ke TPS mobile terdapat di Jalan Antasari. Boy mengatakan, armada pengangkut sampah di jalan tersebut beroperasi dua kali dalam sehari yakni pada pukul 18.00-22.00 dan pukul 05.00-06.00. Meski demikian, Boy mengakui, TPS mobile bukan solusi utama. Pihaknya masih mencari siasat untuk mengatasi permasalahan sanitasi.

“Kami juga masih mencari cara membuat TPS baru yang lebih ramah lingkungan dan mudah dijangkau masyarakat,” bebernya.

Selain menghadirkan TPS mobile, DLH Samarinda juga membesarkan kapasitas sejumlah TPS konvensional. Boy menjelaskan, upaya ini dilakukan untuk mengantisipasi membeludaknya sampah di TPS yang tersisa setelah sebagian TPS dibongkar. “Di Sungai Keledang, ada dua TPS yang kami besarkan agar tak kelebihan kapasitas sampah,” sebutnya.

Pemkot Samarinda juga memberlakukan waktu pembuangan sampah yakni pada pukul 18.00 hingga 06.00. Boy mengatakan, ketentuan ini dibuat untuk mengatasi penanganan sampah. Selama ini, penanganan sampah di Samarinda disebut terkendala jumlah pekerja dan truk pengakut sampah yang terbatas. Sejumlah solusi pun tengah disusun pemerintah kota.

“Tahun ini akan ada peremajaan unit dan penambahan armada sebanyak 15 unit,” urainya.

Aksi sejumlah remaja membersihkan Taman Tepian Islamic Center pada Sabtu sore, 10 Juni 2023, menghasilkan sampah yang cukup banyak. FOTO: ANDIKA PRATAMA-KALTIMKECE.ID

Solusi lainnya, Pemkot Samarinda sudah menyerukan pemerintah kecamatan dan kelurahan untuk mendata lahan yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan publik. Boy mengatakan, wali kota Samarinda berkomitmen membeli lahan-lahan tersebut. Komitmen tersebut telah direalisasikan di Kelurahan Lok Bahu, Kecamatan Sungai Kunjang. Lahan sekitar 1 hektare di Lok Bahu dibeli pemerintah untuk dibangun TPS yang mudah diakses masyarakat. Semua ini dilakukan, terang Boy, sebagai komitmen Pemkot Samarinda mengatasi masalah lingkungan hidup.

“Jadi, enggak semata-mata kami enggak memikirkan akses dan kepentingan masyarakat,” tutupnya. (*)

shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar