Terkini

Syaharie Jaang Pertimbangkan PSBB Jika Samarinda telah Transmisi Lokal Covid-19

person access_time 4 years ago
Syaharie Jaang Pertimbangkan PSBB Jika Samarinda telah Transmisi Lokal Covid-19

Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang belum menjadikan PSBB sebagai opsi untuk Samarinda. (arditya abdul azis/kaltimkece.id)

Sudah 25 kasus Covid-19 di kota ini. Tapi Samarinda belum dipertimbangkan untuk menerapkan PSBB.

Ditulis Oleh: Arditya Abdul Azis
Senin, 04 Mei 2020

kaltimkece.id Sudah 25 kasus Covid-19 di Samarinda hingga 4 Mei 2020 ini. Penambahan terjadi cukup signifikan belakangan. Namun wali kota belum menjadikan alasan tersebut untuk mengajukan PSBB di ibu kota Kaltim ini.

Padahal, risiko penularan lokal di Samarinda cukup rentan. Terlebih setelah ada kasus pasien dalam pengawasan (PDP) meninggal dunia tanpa riwayat keluar daerah. Ia mengembuskan napas terakhirnya pada Minggu, 3 Mei 2020. Dari rapid test, didapati hasil reaktif Covid-19. Pasien 36 tahun tersebut juga diketahui memiliki riwayat penyakit stroke.

Pemkot Samarinda pun mengemukakan rencana pembatasan sosial berskala besar (PSBB) jika hasil uji swab pasien tersebut dinyatakan positif covid-19.

Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang menegaskan, saat ini tidak memilih PSBB sebagai opsi kebijakan Pemkot Samarinda untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Ia meyakinkan daerah yang ia pimpin, belum termasuk kota yang ditetapkan sebagai transmisi lokal Covid-19.

"Tapi, tetap menjadi pertimbangan bila sudah dipastikan terjadi transmisi lokal di Samarinda," terangnya.

Selain itu, Jaang juga akan berhitung dampak PSBB bila diberlakukan. Terutama persoalan ekonomi yang kelak akan dihadapi. Dia berharap skenario tersebut tak terjadi. Sebab, apabila PSBB diberlakukan maka pembatasan kegiatan akan dilaksanakan di segala lini.

"Saya berharap kegiatan ekonomi warga segera berjalan seperti semula," harapnya saat ditemui awak media, setelah konferensi pers pada Senin, 4 Mei 2020.

Jaang melanjutkan, saat ini bahwa Pemkot tengah mencegah transmisi lokal dengan tidak menerima orang mudik dan ketika ada orang masuk ke wilayah Samarinda akan di screening secara ketat.

"Oleh sebab itu, beberapa hari ke depan di beberapa titik masuk wilayah Samarinda kami akan lakukan screening," ujarnya.

Bagi pergerakan orang yang akan masuk dan keluar Samarinda akan dicek kesehatan. Sesuai dengan protap pencegahan Covid-19.

Diskes Tunggu Swab Test

Sementara itu, penetapan Samarinda terjadi transmisi lokal masih menunggu hasil swab test dari PDP yang meninggal pada Minggu, 3 Mei 2020. Hal itu disampaikan oleh pelaksana Tugas atau Plt Kepala Dinas Kesehatan Samarinda Ismed Kusasih.

Dia menuturkan, pasien memang tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar daerah. Apalagi ke daerah berisiko tinggi terjangkit covid-19. "Tidak ada riwayat perjalanan, namun hasil rapid test reaktif covid-19 belum tentu bisa dikategorikan transmisi lokal," ungkap Ismed.

Pasalnya, rapid test sifatnya hanya screening. Tidak bisa menjadi patokan. Makanya mesti menunggu hasil swab test. Disebutkan Ismed, sampel lendir almarhum sempat diambil sebelum meninggal dunia.

Ismed menyampaikan, transmisi lokal merupakan menjadi prasyarat utama untuk mengajukan PSBB suatu daerah yang harus diajukan ke Kementerian Kesehatan. Ia menyebut, saat ini Kaltim memasuki fase puncak pandemi.

Karena itu dinas yang dipimpinnya berusaha semaksimal mungkin dengan melaksanakan rapid test sebanyak-banyaknya. Serta melakukan isolasi kepada pasien-pasien yang terindikasi covid-19 di pusat-pusat rumah sakit rujukan. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

Ikuti berita-berita berkualitas dari kaltimkece.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar