Ekonomi

Perjalanan Ansori Membangun Usaha Abon Kepiting

person access_time 1 year ago
Perjalanan Ansori Membangun Usaha Abon Kepiting

Sejumlah pelaku UMKM dari Bontang berkunjung ke pabrik pengolahan kepiting milik Ansori di Balikpapan. FOTO: SEPTIANUS HENDRA

Produksi oleh-oleh di Balikpapan ini cukup besar. Pemiliknya punya lima toko cabang. Bisnis besar yang bermula dari kisah kegagalan berusaha ekspor.

Ditulis Oleh: Septianus Hendra
Sabtu, 27 Mei 2023

kaltimkece.id Ribuan kepiting dari berbagai nelayan di Kaltim akhirnya tiba di kediaman Ansori di Balikpapan. Lelaki tersebut segera memproses binatang-binatang laut itu. Kulit cangkangnya dibuang. Ia hanya mengambil dagingnya saja.

Suatu hari pada 2005 itu, Ansori berhasil mengumpulkan 100 kilogram daging kepiting. Ia kemudian mengirimkan daging tersebut ke Kanada. “Tahun itu, saya memulai usaha ekspor daging kepiting,” cerita Ansori kepada kaltimkece.id, Jumat, 26 Mei 2023.

Akan tetapi, usahanya itu mengalami nasib apes. Semua daging kepiting yang ia kirim ke negara di Amerika Utara itu dikembalikan. Masalahnya, kedatangan barang tersebut dituding terlambat dari jadwal yang ditentukan. Ansori dilanda kepanikan.

Ia kemudian mencari akal memanfaatkan 100 kg daging kepiting agar tak sia-sia. Ia pun memutuskan mengolah sebagian daging tersebut menjadi abon. Sebagiannya lagi dibagikan kepada keluarganya. Abon-abon tersebut dijual ke warung-warung. Ada pula yang langsung dijual ke konsumen. Hasilnya, kata Ansori, di luar dugaan. Banyak orang menyukai abon kepitingnya.

“Tapi, saat itu, penjualan abon belum memberikan keuntungan,” kata pria yang kini berusia 46 tahun itu. Walau demikian, hasil penjualan abon tersebut memberikan ide baru bagi Ansori. Ia yakin, ada harapan dari usaha ini. Ia pun terus memproduksi abon kepiting. Usaha abonnya ini ia beri nama Bontings.

Setahun setelah gagal mengekspor kepiting ke Kanada, tepatnya pada 2006, Ansori mendapat kabar adanya pameran dan kontes makanan khas Balikpapan. Kegiatan yang diselengarakan pemerintah kota ini bertujuan mencari makanan khas Balikpapan. Tanpa basa-basi, Ansori lekas mendaftarkan Bontings mengikuti acara tersebut.

Bagai mimpi di siang bolong, Ansori nyaris tak percaya ketika abon kepitingnya terpilih sebagai juara pertama di kategori makanan kering khas Balikpapan. Wali Kota saat itu, Imdaad Hamid, menobatkan Bontings sebagai makanan khas Balikpapan. Kudapan ini diniai sebagai makanan dari hasil inovasi memanfaatkan kekayaan alam.

“Setelah itu, banyak media nasional meliput usaha saya ini. Penjualan pun jadi semakin ramai,” beber Ansori.

Ansori, pemilik Bontings, usaha makanan berbahan baku kepiting. FOTO: ISTIMEWA

Capaian tersebut menjadikan Ansori kian percaya diri. Pada 2007, ia membuka toko oleh-oleh di Stalkuda, Balikpapan Selatan, untuk memasarkan abon kepitingnya. Dari toko berukuran 18 meter persegi itu, masyarakat semakin banyak mengenal Bontings.

Melihat antusias tersebut, Ansori segera melebarkan sayap usahanya. Ia membuka lagi empat toko di beberapa kawasan di Kota Minyak. Produksi abon kepitingnya pun diperbanyak. Kini, untuk memenuhi kebutuhan lima tokonya setiap hari, Ansori membutuhkan 200 kg kepiting untuk mendapatkan 30 kg daging kepiting. Kepiting-kepiting itu tak hanya didapatkan di Kaltim.

“Kebutuhan kami besar. Kalau hanya mengandalkan suplai kepiting dari Kaltim saja, tidak cukup. Jadi, kami mesti berkerja sama dengan perusahaan lain,” sebutnya.

Pembuatan abon kepiting terbilang mudah. Ansori menjelaskan, awalnya daging kepiting dicampur dengan beberapa bumbu termasuk bawang. Setelah itu, daging kepiting dimasak tanpa minyak hingga kering. Ada juga yang digoreng menggunakan minyak makan untuk mendapatkan rasa yang orisinal. Daging yang telah mengering itulah yang menjadi abon.

“Proses pembuatannya berlangsung tiga jam,” jelasnya.

Tampilan kemasan abon kepiting yang menjadi salah usaha Ansori. FOTO: SEPTIANUS HENDRA

Untuk melancarkan usahanya, Ansori memperkerjakan 36 orang. Sebanyak 16 karyawan ditugaskan memasarkan Bontings. Sisanya diperdayakan di bagian produksinya. Ansori terlibat di bagian produksi. “Pembelinya datang dari berbagai kalangan. Ada juga yang dari luar kota,” ucapnya.

Ansori mengembangkan pengolahan daging kepiting. Selain abon, saat ini, ia juga menjual amplang kepiting, stik kepiting, dan camilan. Abon kepiting bumbu dihargai Rp 35 ribu per bungkus sedangkan abon kepiting orisinal Rp 36 ribu per bungkus. “Kami tengah mempersiapkan pemasaran amplang ke pasar nasional,” pungkasnya. (*)

shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar