Lingkungan

Kaltim Bekerja Keras Mengurangi 22 Juta Ton Emisi Karbon Demi Imbalan USD 110 Juta dari Word Bank

person access_time 2 years ago
Kaltim Bekerja Keras Mengurangi 22 Juta Ton Emisi Karbon Demi Imbalan USD 110 Juta dari Word Bank

Kutai Kartanegara tengah berupaya mempertahankan hutan demi menekan emisi karbon dioksida. (foto: istimewa)

Kaltim kehilangan hutan seluas 1,8 juta hektare dalam kurun lima tahun. Dunia bertindak.

Ditulis Oleh: Aldi Budiaris
Jum'at, 22 April 2022

kaltimkece.id Hutan Kalimantan Timur menyusut drastis dalam kurun lima tahun balakangan. Deforestasi, degradasi, kebakaran, dan pengeringan lahan gambut ditengarai sebagai penyebabnya. Word Bank meminta sejumlah pemerintah daerah di Kaltim mempertahankan hutan dan menekan emisi karbon dioksida (CO2). Perimintaan yang disertai imbalan itu disambut positif Kutai Kartanegara.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kaltim, luas hutan Kaltim pada 2015 adalah 8.562.287 hektare. Lima tahun kemudian, luasnya menjadi sekitar 6,7 juta hektare. Itu artinya, terjadi penyusutan lahan sekitar 1,8 juta hektare.

Kepada kaltimkece.id, Rabu, 20 April 2022, Direktur Yayasan Biosfer Manusia (Bioma), Akhmad Wijaya, menjelaskan, penyebab penyusutan hutan adalah pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit, pertambangan, hingga pertanian. “Kehadiran industri ini mewajibkan seluruh pihak berperan aktif menekan laju emisi,” katanya.

_____________________________________________________PARIWARA

Kondisi ini menjadi perhatian serius Word Bank. Akhmad Wijaya, yang juga seorang konsultan Word Bank, mengatakan bahwa Word Bank telah menujuk Kaltim sebagai daerah pencegah emisi rumah kaca. Penujukan ini bukan tanpa pamrih. Dalam program bertajuk Forest Carbon Partnership Facility Carbon Fund (FCPF-CF), Word Bank, yang menjadi penampung dana dari negara donatur, bersedia memberi imbalan USD 110 juta atau Rp 2 triliun kepada Kaltim bila mampu menekan 22 juta ton karbon dalam satu dekade. Program ini sudah berjalan sejak 2020.

“Kami optimistis, target tersebut bisa tercapai karena lima tahun belakangan Kaltim mampu menekan 30 juta ton emisi,” sebutnya. Ia menjelaskan, riset dan persiapan FCPF-CF dilakukan sejak 2015.

Koordinator Pengendali Dampak Lingkungan, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kutai Kartanegara, Syamsul Dardani, membenarkan bahwa ada permintaan dari Word Bank untuk menurunkan emisi atau gas rumah kaca di daerah. Ia pun memastikan, Pemkab Kukar tengah menjalankan program tersebut. “Syarat mengklaim uangnya adalah menurunkan emisi 22 juta ton,” sebutnya kepada media ini.

Ia lantas membeberkan sejumlah strategi Kukar untuk mencapai target tersebut. Dua di antaranya menanam pohon dan mengembangkan hutan rakyat yang sebagian besarnya telah bersalin menjadi pertambangan. Tanpa upaya tersebut emisi karbon diyakini bisa meningkat. Selain itu, Kukar juga menyiapkan program rumah kaca yang melibatkan empat instansi. Keempatnya adalah Dinas Kehutanan, Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, dan PLN.

Jika Kukar bisa mendapatkan imbalan dari Word Bank atas keberhasilan mengurangi emisi, Syamsul mengatakan, uang tersebut akan dimanfaatkan untuk memajukan pertanian dan perkebunan di daerah gambut. Ini dilakukan untuk menjaga hutan primer dan sekunder serta mengapresiasi masyarakat yang ikut membantu menekan emisi di daerah.

“Yang menjadi kendala adalah menurunkan emisi dari sektor kendaraan bermotor. Kami tidak bisa menekannya karena kebutuhan transportasi selalu meningkat,” sebutnya.

_____________________________________________________INFOGRAFIK

Sekertaris Kabupaten Kukar, Sunggono, menjelaskan sejumlah manfaat FCPF-CF. Selain mengurangi emisi, deforestasi, dan degradasi hutan, program juga bisa meningkatkan tata kelola lahan dan kinerja pengelolaan sumber daya alam (SDA). Selain itu mengembangkan mata pencarian masyarakat serta melindungi habitat satwa dan tumbuhan langka yang mulai terancam punah.

“Kami berharap, program pengurangan emisi ini dapat memberikan insentif untuk melindungi hutan dan keanekaragaman hayati di tingkat kabupaten,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Harian Dewan Daerah Perubahan Iklim (DDPI) Kaltim, Daddy Ruhiyat, berharap, dana dari FCPF-CF bisa dimanfaatkan untuk semua kegiatan penurunan emisi di Kaltim. (*)

Editor: Surya Aditya

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar