Pendidikan

Fakta Belajar secara Daring, Orangtua Kelimpungan, Guru Tertekan, Anak Disergap Kebosanan

person access_time 3 years ago
Fakta Belajar secara Daring, Orangtua Kelimpungan, Guru Tertekan, Anak Disergap Kebosanan

Ilustrasi belajar daring.

Gubernur mewacanakan penundaan sekolah tatap muka. Faktanya, orangtua kelimpungan, guru tertekan, dan anak disergap kebosanan.

Ditulis Oleh: Samuel Gading
Jum'at, 23 April 2021

kaltimkece.id Annisa Arsyad, 38 tahun, sejatinya adalah seorang guru. Ia adalah dosen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman, Samarinda. Akan tetapi di rumah, Annisa tetap saja orangtua yang harus mendampingi anaknya belajar daring. Sepanjang waktu ia berupaya mendampingi anaknya yang berusia 10 tahun mengikuti pelajaran di depan telepon pintar. Nyatanya, ya, repot juga.

Sedemikan lama menghabiskan waktu di depan layar, anaknya mulai mengeluh. Pengelihatannya seperti terganggu, pun halnya Annisa. Setelah diperiksa, dokter mendiagnosis ibu dan anak itu menderita miopa atau minus. "Meskipun kata dokter ada faktor keturunan, tapi terlalu sering melihat layar menjadi penyebabnya," jelas dosen yang tinggal di Loa Bakung, Kecamatan Sungai Kunjang, tersebut, kepada kaltimkece.id, Jumat, 23 April 2021.

Kepada Annisa, anaknya juga mengaku jenuh. Keluhan yang sama juga disampaikan banyak orangtua dari sekolah yang sama. Setelah berdiskusi, ratusan orangtua murid meminta sekolah mencari solusi. Akhirnya diputuskan, SD swasta di Loa Bakung, tempat anak Annisa menuntut ilmu, memakai metode belajar semi-luring. Caranya dengan mengadakan kelas bimbingan belajar.

Bimbel dua kali sepekan itu berlangsung maksimal dua jam. Peserta bimbel dibagi menjadi empat kelompok yang terdiri dari 12 murid. Menurut Annisa, pembelajaran berjalan efektif. Anaknya bisa menyerap ilmu sembari bersosialisasi dengan teman sebaya. Tentu saja, protokol kesehatan harus ketat.

Sebagai dosen ilmu komunikasi, Annisa juga mengatakan bahwa efektivitas pembelajaran tatap muka sulit digantikan. Komunikasi antarpribadi atau interpersonal communication sangat efektif dalam transfer ilmu. Dari tatap muka, peserta didik bisa melihat, mendengarkan, menyampaikan pernyataan, keterbukaan, dan kepekaan kepada guru. Cara ini paling efektif dalam mengubah sikap siswa.

"Interaksi itu tidak terjadi dalam metode daring," sambungnya.

Metode daring juga melahirkan efek psikologis. Menurut Annisa, anak seharusnya memaknai rumah sebagai tempat yang berbeda dengan sekolah. Anak-anak melihat rumah sebagai tempat tinggal, bermain, dan bersantai. Adapun sekolah, merupakan tempat menyerap ilmu. Pengaburan makna rumah dan sekolah menimbulkan kejenuhan. Anak akan sering ngambek atau berubah mood.

Ibu yang lain, Endang -- namanya memang pendek, 37 tahun, punya kisah seragam. Ibu rumah tangga ini mengatakan, kedua buah hatinya jenuh hanya diberikan tugas dari di sekolah. Metode daring membuat tugas bertumpuk. Kedua putranya yakni Royhan dan Ibrahim kerap tak sanggup menyelesaikan seluruh tugas sampai tenggat waktu yang ditentukan.

Endang mengaku bimbang antara mendukung atau menolak pembelajaran tatap muka. Sebagai penyintas Covid-19, dia tidak ingin anaknya dipaksa sekolah karena situasi pandemi. Akan tetapi, dia juga ingin proses pembelajaran tersalurkan dengan baik. Metode daring, menurutnya, tidak efektif.

"Anak-anak perlahan lupa sama hapalan Alquran. Padahal, sebelumnya, secara disiplin diajarkan saat pembelajaran luring," ucapnya.

Endang hanya bisa mengambil hal positif dari metode daring. Ia mengaku semakin dekat dengan anak-anak di rumah. "Dulu sebelum Covid-19, ketemu anak baru sore karena sekolah full. Sekarang setiap hari," ucapnya.

Guru Juga Tertekan

Guru Sejarah Indonesia dari SMA 6 Samarinda, Joni, mengakui banyak kendala dari metode daring. Pertama, kuota siswa belum tentu ada setiap saat. Selanjutnya, ada siswa yang tinggal di daerah dengan sinyal yang lemah.

Joni menerangkan beberapa metode pembelajaran daring. Pertama adalah metode Video Conference via aplikasi seperti google meet, zoom meeting, atau free conference call. Aplikasi tersebut memungkinkan guru dan murid untuk berinteraksi via online walau memiliki beragam kekurangan. Cara kedua adalah metode video lewat aplikasi Youtube yang dikirimkan kepada siswa. Cara ini memang efektif karena memungkinkan pelajar mengulang-ulang video. Masalahnya, tidak semua tenaga pengajar menguasai kompetensi video editing seperti Kinemaster atau Adobe Premier.

Cara terakhir adalah memberikan tugas atau PR. Metode ini paling sering digunakan guru dan tenaga pengajar. Kekurangan metode ini adalah membuat siswa jenuh dan transfer ilmu yang tidak efektif. "Tapi harus dipakai karena dijadikan indikator penilaian di sekolah," ucap ketua Asosiasi Guru Sejarah Indonesia tersebut.

"Jadi tidak hanya siswa, guru pun tertekan dalam pembelajaran daring. Kami berharap dalam waktu dekat sekolah bisa dibuka," jelasnya.

Sebelumnya, Gubernur Kaltim Isran Noor memberi sinyal pembelajaran tatap muka Kaltim ditunda. Tingginya penyebaran virus corona menjadi alasan utama. "Selama pandemi Covid-19, saya minta jangan dulu ada aktivitas tatap muka sampai betul-betul aman," ucap Isran, Senin, 19 April 2021.

Pada Jumat, 23 April 2021, sembari menunggu kondisi penyebaran Covid-19 turun. Isran mengatakan, model belajar daring masih menjadi solusi. Mantan bupati Kutim ini menambahkan, siswa bisa belajar sembari menjaga kesehatan. "Sepanjang punya keyakinan dan harapan serta upaya dan usaha, insyallah pengetahuan akan kita miliki," imbuhnya saat meresmikan gedung sekolah di Tenggarong.

Baca juga:
 

Di sisi lain, mayoritas orang tua murid ternyata menginginkan sebaliknya. Mereka meminta sekolah cepat dibuka. Menurut survei Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim, sekitar 73 persen orangtua murid menginginkan sekolah dibuka. Demikian halnya survei Disdik Samarinda pada November dan Desember 2020. Sebanyak 86 persen orangtua murid di Kota Tepian menginginkan pembelajaran sekolah tatap muka terlaksana. (*)

Editor: Fel GM

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar