Pendidikan
Strategi Jitu Fahutan Unmul Atasi Mahasiswa ‘Penitip’ Absen, Terapkan Absensi Digital
Sejumlah mahasiswa Universitas Mulawarman saat melakukan absensi digital. (foto: samuel gading/kaltimkece.id)
Absensi daring ini juga bisa mencegah penularan virus. Sebuah inovasi teknologi yang dibuat seorang ahli kehutanan.
Ditulis Oleh: Samuel Gading
Selasa, 19 April 2022
kaltimkece.id Langit Samarinda sedang cerah ketika Lintang Manggala Respati, 19 tahun, masuk kelas Puspa, Fakultas Kehutanan, Universitas Mulawarman. Duduk di kursi paling belakang, pemuda berambut panjang ini segera mengeluarkan ponsel pintar. Ia lantas memindai kode baca cepat yang tertera di layar proyektor ke ponselnya.
Senin siang, 18 April 2022, pukul 10.00 Wita, mahasiswa semester empat tersebut tengah mengisi absen belajar. Hal ini wajib dilakukannya untuk bisa mengikuti mata kuliah hasil hutan bukan kayu dan pemanfaatannya. Tak ada kendala dalam prosesnya, semua berjalan normal.
Absensi berbasis digital adalah salah satu inovasi terbaru Fahutan Unmul. Sistem tersebut dirintis untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19. Kepada kaltimkece.id, Wakil Dekan Bidang Akademik, Prof Harlinda Kuspradini, menjelaskan tentang absensi digital. Sistem ini digunakan sejak penerapan kebijakan kuliah tatap muka 100 persen.
Cara kerjanya cukup sederhana. Langkah pertama, dosen mengakses situs akademik fahutan.ac.id sebelum memulai perkuliahan. Kemudian memasukkan nomor induk pegawai (NIP) dan kata sandi untuk bisa login. Setelah terbuka, dosen perlu mengakses tautan jadwal kuliah dan membuka mata kuliah di waktu yang ditentukan.
Ketika mata kuliah sudah aktif, kode batang muncul di ponsel atau komputer jinjing milik dosen. Mahasiswa tinggal memindai kode tersebut dengan gawai pintar. Setelahnya, nama mahasiswa akan terbaca sistem dan dinyatakan hadir mengikuti perkuliahan. Usai dosen mengisi berita acara perkuliahan, absensi online tertutup secara otomatis. “Lewat dari itu, mahasiswa tidak bisa absen,” jelas Prof Harlinda ditemui di ruang kerjanya.
_____________________________________________________PARIWARA
Sistem absensi daring ini dirintis mandiri oleh kampus para rimbawan. Hal ini disampaikan koordinator Bidang Teknologi Informasi Fahutan sekaligus pembuat absensi digital, Suhartono. Dijelaskan bahwa absensi digital tidak dibuat dari pihak eksternal kampus karena akan sulit memperbaiki jika sistemnya mengalami kerusakan. Bila ini terjadi, tentu dapat mengganggu proses belajar-mengajar.
Suhartono pun menceritakan pembuatan absensi digital. Mulanya, setelah mendapat lampu hijau dari kampus, Suhartono membuat sistem absensi digital menggunakan aplikasi CodeIgniter pada awal 2022. Aplikasi ini merupakan salah satu kerangka kerja atau framework PHP yang berguna bagi developer untuk melakukan pemograman. Framework ini menggunakan model MVC (model, view, dan controller) untuk membangun website dengan cepat dan efektif.
Suhartono mengaku, tidak pernah mendapatkan pendidikan formal di bidang pemograman. Ia bisa mengoperasikan CodeIgniter dengan belajar secara autodidak melalui YouTube. “Saya sarjana Fahutan. Saya senang dengan teknologi karena hobi saja,” katanya kepada kaltimkece.id, Jumat, 15 April 2022.
Ia lantas menjelaskaan manfaat absensi digital. Selain mengurangi kontak fisik, absensi digital juga untuk membangun budaya disiplin. Sebelum adanya absensi digital, mahasiswa disebut kerap ‘menitip’ absen kuliah kepada rekannya. Padahal, mahasiswa tersebut tidak masuk kuliah. Lewat absensi digital, masalah tersebut diyakini bisa teratasi. Suhartono menjelaskan, kode batang absensi digital hanya bisa diakses menggunakan WiFi kampus. Jika mahasiswa mengakses dari luar kampus, operator absensi digital bisa mengetahuinya.
“Ada tanda hijau jika mahasiswa mengakses dari kampus. Jika diakses dari luar, tandanya warna merah,” jelasnya. “Saya memberi tahu ke dosennya jika mahasiswa ketahuan absen dari luar kampus.”
Meski terbilang canggih, sistem tersebut belum berjalan ideal. Suhartono menyebut, sistem absensi digital mencapai titik optimal jika seluruh lokasi di kampus terkoneksi WiFi. Saat ini, baru sekitar 90 persen yang memiliki jaringan internet tersebut. “Kalau WiFi-nya sudah seratus persen, mereka yang senang titip absen dipastikan tidak bisa absen dari luar,” tegasnya.
Lantaran belum 100 persen, kampus masih memberikan toleransi untuk sebagian mahasiswa mengakses absensi daring menggunakan jaringan internet provider. Kampus juga memberikan dispensasi kepada mahasiswa yang belum memiliki ponsel pintar atau memiliki kendala mengakses absensi digital. Mereka dibolehkan mengisi absen di kertas dengan sepengetahuan dosen yang sedang mengajar.
_____________________________________________________INFOGRAFIK
Dekan Fahutan, Prof Rudianto Amitra, menjelaskan latar belakangan penerapan absensi digital. Ide membuat sistem tersebut diinspirasi dari pembayaran via kode baca cepat Indonesia atau QRIS yang tengah marak. Metode pembayaran ini dinilai efisen. Pembeli tidak perlu membawa uang tunai untuk bertransaksi. Selain absensi digital, sistem QRIS juga diterapkan untuk sistem surat-menyurat kampus.
“Di masa pandemi Covid-19, yang penuh dengan imbauan jaga jarak ini, kami pikir ini bagus diterapkan di Unmul. Biar less contact,” ungkapnya.
Meski demikian, Prof Rudianto mengimbau agar Fahutan tidak cepat berpuas diri. Mengingat, sistem absensi daring masih memiliki sejumlah kekurangan seperti persoalan jaringan hingga dicurangi mahasiswa. “Ada mahasiswa yang hafal password dan NIP dosennya. Jadi, kelas belum berjalan, eh, dia sudah absen duluan. Kalau saya mendapati itu, saya tegur saja baik-baik,” tutupnya. (*)
Editor: Surya Aditya