WARTA

Perlu Konsistensi 20 Tahun Lagi untuk Bebaskan Samarinda dari Banjir

person access_time 5 years ago
Perlu Konsistensi 20 Tahun Lagi untuk Bebaskan Samarinda dari Banjir

Foto: Ika Prida Rahmi (kaltimkece.id)

Rentetan program mengemuka untuk membebaskan Samarinda dari banjir. Dari mengawal RTRW hingga wacana kanal seperti di Jakarta.

Ditulis Oleh: Ika Prida Rahmi
Selasa, 25 Juni 2019

kaltimkece.id Persoalan banjir di Samarinda sudah teramat kompleks. Menumpuknya akar permasalahan, membuat durasi penanganan memerlukan waktu yang panjang. Bahkan meski dilakukan konsisten, perlu hingga dua dekade untuk mengatasinya.

Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang menginstruksikan seluruh camat dan lurah membersihkan sungai-sungai alam dari bangunan liar. Termasuk titik-titik yang dipatok masyarakat. Pembersihan mendesak. Banjir makin rentan. Bahkan walau hujan sebentar.

Baca juga:
 

Dari kacamata Wali Kota, penyebab utama banjir adalah sungai yang tertutup bangunan dan sampah. Camat dan lurah diingatkan tak mudah memberi izin sekitar sungai. "Ada aturan pemberian izin membuka tanah negara. Jangan sampai sungai dikapling. Harus ada jarak antara bangunan dan sungai. Kita harus tegas. Sebenarnya sudah dari dulu saya sampaikan," terang Jaang saat memantau banjir di Samarinda, Jumat pagi, 21 Juni 2019.

Pemerintah mengemukakan program normalisasi Sungai Karang Mumus. Dari pengerukan hingga penurapan. Diakomodasi pemerintah pusat dan Pemprov Kaltim. Pemkot Samarinda dibebankan penyelesaian masalah sosial.

Sekretaris Kota Samarinda Sugeng Chairuddin memastikan Pemkot mengambil langkah-langkah cepat mengatasi banjir. Normalisasi Sungai Karang Mumus seksi Pasar Segiri mulai dikerjakan pekan ini. "Sudah ada juga alokasi bantuan keuangan dari Pemprov. Diarahkan untuk drainase. Sejumlah kegiatan sudah diatur provinsi dan tidak boleh kami utak-atik lagi,” sebutnya kepada kaltimkece.id.

Perbaikan drainase hingga normalisasi sungai di Talang Sari termasuk agenda dalam bantuan Pemprov tersebut. Total anggaran diturunkan mencapai Rp 5 miliar. Juga untuk peninggian jalan di Jalan DI Panjaitan. Langkah awal penanganan banjir dari Pemprov fokus di jalan utama menuju Bandara APT Pranoto Samarinda.

Selain peran pemerintah, mengatasi banjir turut dibebankan ke perusahaan tambang. Alat berat perusahaan bakal turun untuk pengerukan sungai. “Banjir yang perlu dituntaskan sekarang ini adalah banjir siklus. Pengerjaan tidak bisa cepat. Perlu tahapan. Dari hulu hingga ilir,” terangnya.

Dari hasil verifikasi, banjir Samarinda Juni ini adalah siklus rutin. Kota Tepian disebut memiliki siklus banjir periode lima tahun hingga 25 tahun. Yang menginvasi pada awal Juni lalu, adalah siklus 25 tahunan. Masuk kategori banjir rob atau kenaikan air laut.

Debit air turun dari hulu mencapai 625 meter kubik per detik. Sementara daya tampung saluran drainase maksimal 150 meter kubik per detik. "Bencana sudah terjadi. Daripada hanya menghujat, lebih baik bangkit bangun Samarinda yang lebih baik ke depan. Itu yang paling penting."

Mengawal implementasi rancangan tata ruang wilayah (RTRW) Samarinda adalah solusi menekan bencana serupa terulang. Semisal memperkuat bangunan pengendali air. Demikian juga memperkuat kolam retensi atau penampungan sementara air. Sedimentasi di Sungai Karang Mumus pun harus dikendalikan. Menjauhkan anak Sungai Mahakam tersebut dari pendangkalan adalah langkah yang harus diefektifkan.

Baca juga:
 

"Banjir ini mesti diselesaikan dari bagian ulu. RTRW dilaksanakan secara konsisten dan on the track. Daerah resapan harus dijaga. KarangMumus di-maintain dengan baik. Drainase diperbaiki. Di bagian ilir dibuat pintu pintu air," urai Sekkot.

Wacana Pemkot ke depan ialah membangun kanal kolektif seperti di DKI Jakarta. Dengan fasilitas ini, air dari utara Samarinda memungkinkan langsung mengalir ke Sungai Mahakam. Pemkot mencontoh Jakarta, Surabaya, dan Semarang dalam penerapannya. Sugeng menyakini, bila pengendalian banjir dilaksanakan konsisten hingga 20 tahun ke depan, masalah banjir ibu kota Kaltim bisa teratasi. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar