Olahraga

Menengok Kliniknya Para Atlet, Tangani Cedera Ringan hingga 'Cedera Pikiran'

person access_time 4 years ago
Menengok Kliniknya Para Atlet, Tangani Cedera Ringan hingga 'Cedera Pikiran'

Fisioterapi di klinik atlet milik KONI Kaltim (giarti ibnu lestari/kaltimkece.id)

KONI Kaltim menyediakan klinik bagi atlet yang akan berlaga di PON XX 2020 Papua. 

Ditulis Oleh: Giarti Ibnu Lestari
Kamis, 20 Februari 2020

kaltimkece.id Sebuah bangunan yang masih baru berdiri di sebelah tempat kebugaran tepat di belakang kantor Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kaltim, Jalan Kesuma Bangsa, Samarinda. Bangunan berukuran 7 meter x 7 meter itu dijadikan klinik. Bukan klinik biasa, fasilitas ini merupakan pusat kesehatan khusus bagi atlet–atlet Bumi Etam. 

Masuk dari pintu utama, ada dua ranjang yang ditutup tirai cokelat di ruang perawatan. Dua lemari kaca untuk menyimpan obat-obatan berdiri di belakang tempat tidur. Ruangan yang lain digunakan untuk psikolog dan atlet. 

Di ruang fisioterapi juga dilengkapi dua ranjang, tabung oksigen, dan toilet. Kelengkapan medis seperti deatermi, tens, dan ultrasound therapy tersedia.

Klinik KONI Kaltim ini dilengkapi tiga dokter umum dan masing-masing seorang dokter gigi, perawat, terapis, dan psikolog. Ada beberapa layanan yakni pemeriksaan kesehatan umum, fisioterapi, dan psikologi. Klinik para atlet ini buka setiap hari kerja mulai pukul 08.00-16.00 Wita. KONI Kaltim menyediakan klinik untuk melengkapi kebutuhan atlet jelang Pekan Olahraga Nasional XX 2020 Papua. 

Menurut dr Solihan, dokter umum KONI Kaltim, peralatan klinik untuk layanan fisioterapi sudah memenuhi standard layaknya rumah sakit. Meskipun, sambungnya, masih ada pembenahan dan penambahan alat. Bukan hanya kesehatan fisik, klinik ini juga menyediakan layanan psikologi. Atlet yang memerlukan bantuan bisa berkonsultasi dengan seorang psikolog.  

"Yang jelas, fasilitas ini sekarang sudah bisa digunakan untuk layanan kesehatan atlet," tambahnya.

Fisioterapis KONI Kaltim, Johansyah Amin, mengatakan bahwa sejumlah atlet yang mengalami gangguan maupun cedera telah menjalani pemeriksaan. Kebanyakan atlet menderita cedera ringan.

Setiap atlet menjalani pemeriksaan fisioterapi selama 20-30 menit, bergantung kondisi masing-masing . Sebelum pemeriksaan, atlet terlebih dahulu registrasi dan menyampaikan keluhan. 

"Kami juga beri saran setelah pemeriksaan seperti mengurangi intensitas latihan sampai benar-benar fit," ucap Johansyah. 

Adapun cabang olahraga yang paling banyak "mengirim" atletnya ke klinik adalah yang cabor keras yang melibatkan kontak fisik. Gulat dan pencak silat adalah cabor yang terbanyak itu. (*)

Editor: Fel GM

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar