Terkini

Harga Edan Elpiji Bersubsidi

person access_time 1 year ago
Harga Edan Elpiji Bersubsidi

Pasokan elpiji 3 kg di Samarinda disebut kerap mengalami kelangkaan. FOTO: ANDIKA PRATAMA-KALTIMKECE.ID

Harga elpiji 3 kg di Samarinda dilaporkan tembus Rp 50 ribu per tabung. Pertamina tak menampik kaum borjuis ikut menikmati gas bersubsidi.

Ditulis Oleh: Andika Pratama
Sabtu, 24 Juni 2023

kaltimkece.id Sinar matahari sedang menyengat ketika sejumlah orang berkumpul di depan sebuah rumah di Gang 4, Jalan S Parman, Samarinda. Tak lama kemudian, sebuah pikap datang dengan membawa banyak tabung elpiji 3 kilogram. Murhan Siswanto selaku pemilik rumah sekaligus distributor elpiji segera menurunkan tabung-tabung tersebut.

Hari itu, Jumat, 23 Juni 2023, Ohan–panggilan Murhan Siswanto–menjual elpiji bersubsidi tersebut kepada orang-orang yang menunggu di depan rumahnya tadi. Tak sampai 30 menit, 100 tabung elpiji yang menjadi kuotanya pada hari itu ludes terjual. Walau sudah habis, masih saja ada warga yang datang. Mereka yang tak kebagian lantas menitipkan pesan.

“Han, nanti kalau ada lagi, tolong kabari,” ucap salah seorang warga kepada Ohan.

Kepada kaltimkece.id, Ohan mengaku kerap kewalahan dalam menjual elpiji 3 kg. Masalahnya, setiap kali mendistribusikan tabung melon–sebutan elpiji 3 kg–jumlah konsumennya cukup banyak. Hal ini ditengarai karena penjual lainnya sering mengalami kelangkaan gas melon. Selain itu, para konsumen juga datang dari luar Gang 4. Beberapa pembeli bahkan datang dengan membawa lima hingga enam tabung.

Menyiasati masalah tersebut, Ohan membuat sejumlah ketentuan. Salah satunya, calon pembeli harus menunjukkan KTP. Ketentuan lainnya, per KTP hanya boleh membeli paling banyak dua tabung melon. “Kita enggak tahu kegunaannya, apakah untuk dijual lagi atau bagaimana? Jadi, kuutamakan menjual kepada masyarakat sini saja,” ucapnya.

Ohan juga tak mau menjual elpiji 3 kg kepada para pengecer. Pasalnya, berdasarkan pengalamannya menjual elpiji selama 11 tahun sejak 2012, para pengecer kerap menjual lagi tabung melon dengan harga jauh di atas harga pasaran.

“Ada pengecer-pengecer yang sekali ambil langsung lima tabung. Kalau dijual sekitar Rp 25 ribu, masih oke. Lah, ini, ada yang jual sampai Rp 50 ribu,” sebutnya.

Murhan Siswanto, seorang distributor elpiji di Samarinda. FOTO: ANDIKA PRATAMA-KALTIMKECE.ID

Setidaknya ada dua peraturan yang mengatur harga elpiji bersubsidi. Pertama, Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral 253.K/12/MEM/2020 tentang Harga Patokan Liquefied Petroleum Gas Tabung 3 Kilogram. Peraturan ini menjelaskan, harga elpiji 3 kg akan ditambah biaya distribusi dan margin.

Peraturan lainnya adalah Surat Keputusan Gubernur Kaltim 545/K.539/2019. Surat tersebut menyatakan bahwa harga elpiji 3 kg di pangkalan resmi di Samarinda senilai Rp 18 ribu per tabung. Jika menjual hingga Rp 22 ribu per tabung, masih diberi kelonggaran. Harga ini ditetapkan agar elpiji tersebut dapat selalu dijangkau masyarakat kelas bawah yang menjadi penerima subsidi.

Ohan mengatakan, krisis elpiji 3 kg mulai terasa pada awal tahun ini. Akan tetapi, kondisi ini tak terjadi setiap saat. Menurutnya, jika penjual lain memiliki pasokan elpiji 3 kg yang banyak, konsumennya akan sedikit. Situasi ini pernah terjadi pada Februari 2023. Waktu itu, stok elpiji 3 kg di pangkalan lain dilaporkan berlimpah.

“Kalau dingin (sepi), dagangnya enak, layaknya orang berdagang,” ucapnya. Masalah akan muncul jika stok elpiji di pangkalan lain sedikit. Jika ini terjadi, Ohan mengaku, kerap mendapat pesanan dari konsumen. “Ada yang nitip, lah, ada yang minta diduluani, lah. Jadi bingung kami menjualnya,” keluhnya.

Ilustrasi elpiji 3 kg. FOTO: ANDIKA PRATAMA-KALTIMKECE.ID

Ohan pun menyayangkan lambatnya pemerintah menyikapi permasalahan tersebut. Ia khawatir, jika kondisi ini tak lekas ditangani, elpiji melon semakin langka sehingga harganya semakin meningkat. Apalagi, Iduladha sudah semakin dekat. Biasanya, kata dia, pada Hari Raya Haji kebutuhan elpiji semakin tinggi.

Tanggapan Pertamina

Pada kesempatan berbeda, Area Manager Communication Relations dan CSR, PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Arya Yusa Dwicandra, memberikan penjelasan. Ia tak menampik bahwa sejumlah pangkalan elpiji 3 kg sempat kebanjiran pembeli. Menurutnya, penyebab masalah ini bukan karena perayaan besar melainkan meningkatnya kebutuhan masyarakat pascapandemi.

“Sehingga usaha-usaha yang sebelumnya tutup, kini mulai buka kembali,” katanya. Penyebab lainnya, sambung dia, masih ada masyarakat kelas menengah ke atas menikmati elpiji bersubsidi. “Masalahnya, masyarakat mampu masih membeli elpiji 3 kilogram. Padahal, mobil dan motornya sudah bagus,” sambungnya.

Arya Yusa Dwicandra, Area Manager Communication Relations dan CSR, PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan. FOTO: GIARTI IBNU LESTARI-KALTIMKECE.ID

Arya menyebut, kuota elpiji 3 kg untuk Samarinda pada tahun ini naik 8 persen menjadi 8 juta tabung. Sejauh ini, sudah 4 juta tabung didistribusikan di kota ini. Mengantisipasi kelangkaan dan melambungnya harga elpiji bersubsidi menjelang Iduladha, Pertamina dan pemerintah daerah sedang mengatur ulang kuota elpiji untuk setiap daerah. Hal ini dilakukan agar kebutuhan elpiji bisa selalu terpenuhi.

“Nanti juga akan dilakukan pendataan ulang ke seluruh agen pangkalan agar penyaluran saat Iduladha aman,” ucapnya. Ia pun mengimbau agar masyarakat dari keluarga mampu tidak membeli elpiji bersubsidi. Kalangan tersebut diperkenankan membeli elpiji non-subsidi, salah satunya Bright Gas 5,5 kilogram.

“Pertamina dan pemerintah daerah sedang berusaha mengatur kuota agar kebutuhan elpiji tetap terpenuhi hingga akhir tahun,” kuncinya. (*)

Dilengkapi oleh: Giarti Ibnu Lestari

shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar