Terkini

Pemicu Elpiji Bersubsidi Langka: Distribusi Disetop, Jatah Dipangkas

person access_time 11 months ago
Pemicu Elpiji Bersubsidi Langka: Distribusi Disetop, Jatah Dipangkas

Warga Balikpapan sempat kesulitan mendapatkan elpiji 3 kg. Mereka harus mengantre lama untuk membeli elpiji bersubsidi itu. FOTO: SEPTIANUS HENDRA-KALTIMKECE.ID

Penyebab-penyebab elpiji 3 kg langka mulai terkuak. Pertamina disebut ikut memberi andil terjadinya masalah ini. Polisi bertindak.

Ditulis Oleh: Septianus Hendra
Rabu, 12 Juli 2023

kaltimkece.id Penggunaan elpiji 3 kilogram oleh industri besar bukan satu-satunya penyebab elpiji bersubsidi itu sempat langka di sejumlah daerah. Penyetopan distribusi elpiji 3 kg selama beberapa hari yang dilakukan Pertamina disebut memperparah keadaannya. Jatah elpiji bersubsidi untuk Balikpapan pun diregas.

Kepada sejumlah pewarta, Jumat, 7 Juli 2023, Wali Kota Balikpapan, Rahmad Masud, mengatakan bahwa Pertamina sempat menyetop pendistribusian elpiji 3 kg ke agen saat libur Iduladha 2023. Penyetopan berlangsung pada Jumat, Sabtu, dan Ahad.

“Nah, itulah salah satu penyebab kelangkaan elpiji 3 kg di Balikpapan,” kata Rahmad. Ia mengaku telah berkomunikasi kepada Pertamina untuk tidak lagi menghentikan penyuplaian elpiji 3 kg pada hari-hari libur.

Rahmad juga mengaku mendapat informasi bahwa ada sejumlah pihak yang memborong elpiji 3 kg. Hal ini juga disebut menjadi penyebab elpiji 3 kg sempat langka. Menyikapi masalah tersebut, Pemkot Balikpapan melakukan koordinasi kepada pihak kepolisian. “Kalau itu masuk ranah pidana maka harus ditindak secara hukum,” ucapnya.

Kuota elpiji bersubsidi untuk Balikpapan dilaporkan mengalami pengurangan. Menukil catatan Dinas Perdagangan Balikpapan, jatah elpiji 3 kg untuk kota ini pada 2022 adalah 6.379.666 tabung. Sedangkan pada 2023, jumlahnya 6.088.666 tabung. Itu artinya, kuotanya berkurang 291.000 tabung elpiji 3 kg.

“Ditambah adanya kebijakan dari Pertamina bahwa hari libur tidak ada distribusi ke agen, membuat kelangkaan makin parah,” kata Kepala Dinas Perdagangan Balikpapan, Haemusri Umar.

Dikonfirmasi pada kesempatan berbeda, Area Manager Communication Relations dan CSR, PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Arya Yusa Dwicandra, memberikan penjelasan. Ia membenarkan bahwa Pertamina sempat menghentikan distribusi elpiji 3 kg. Menurutnya, penghentian ini legal dilakukan karena sudah berizin.

“Kebijakan itu sudah lama dan memang diizinkan Kementerian ESDM,” katanya kepada kaltimkece.id, Senin, 10 Juli 2023. Ia menjelaskan, tujuan penghentian distribusi elpiji bersubsidi pada tanggal merah adalah memastikan kuota elpiji 3 kg tetap terjaga dan sebagai cara Pertamina melakukan stock opname.

Ihwal jatah elpiji 3 kg untuk Balikpapan berkurang, Arya mengatakan, itu bukan kewenangannya Pertamina. Yang menentukan jumlah elpiji 3 kg untuk daerah, sebut dia, adalah pemerintah pusat dan DPR. “Pertamina hanya perushaaan penyalur sesuai undang-undang,” sebutnya

Mengatasi kelangkaan elpiji 3 kg, Pertamina dan pemkot bekerja sama mengadakan operasi pasar elpiji 3 kg di sejumlah tempat di Balikpapan selama enam hari, 8-13 Juli 2023. Kemarin, operasi pasar elpiji 3 kg diadakan di kantor Kelurahan Gunung Samarinda, Kelurahan Gunung Bahagia, dan Kelurahan Baru Ulu. Dalam operasi ini, per tabung elpiji 3 kg dijual Rp 19 ribu sesuai harga eceran tertinggi.

Pertamina dan Pemkot Balikpapan mengadakan operasi pasar elpiji 3 kg untuk mengatasi kelangkaan dan membengkaknya harga elpiji bersubsidi. FOTO: ISTIMEWA 

Tindakan Kepolisian

Kelangkaan elpiji bersubsidi direspons Kepolisian Daerah Kaltim. Kepala Sub Direktorat Industri Perdagangan dan Asuransi (Indagsi), Direktorat Reserse Kriminal Khusus, Polda Kaltim, Komisaris Polisi Andreas Alek Danantara, mengatakan, ada beberapa penyebab elpiji 3 kg sempat langka. Salah satunya, usaha laundry ikut menggunakan elpiji tersebut.

Padahal, kata Kompol Andreas, usaha cuci pakaian dilarang memakai elpiji 3 kg. Ketentuannya ada di Surat Edaran Direktorat Jendral Migas, Kementerian ESDM, Nomor B-2461/MG.05/DJM/2022. Dalam surat tersebut, usaha restoran, hotel, laundry, peternakan, tani tembakau, jasa las, pertanian, hingga usaha batik dilarang menggunakan elpiji 3 kg.

Walau demikian, kepolisian tak bisa mempidanakan penyalahguna elpiji bersubsidi. Andreas mengatakan, memborong elpiji 3 kg tak memiliki unsur pidana. “Pemborong dan pengecer (yang menyalahgunakan epiji 3 kg) hanya diberi sanksi administrasi dan dikembalikan ke Pertamina,” katanya kepada kaltimkece.id ditemui di kantornya.

Ia mencontohkan saat Polda Kaltim menggelar operasi penyalahgunaan elpji bersubsidi beberapa waktu lalu. Saat itu, polisi menemukan sejumlah restoran di Balikpapan menggunakan elpiji 3 kg. Akan tetapi, penyalahgunannya tak dipidana. “Waktu itu, (pelangar) kami serahkan ke Pertamina agar diberi sanksi administrasi,” kata Andreas.  

Polisi disebut bisa menjerat pidana apabila elpiji 3 kg dioplos untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Oleh sebab itu, Andreas memastikan, masalah kelangkaan elpiji 3 kg yang terjadi akhir-akhir ini juga segera diselidiki.

“Kami pelajari dulu, apakah ini ada pidananya atau tidak,” ucap perwira melati satu itu. Hal ini dilakukan sebagai upaya kepolisian mengatasi kelangkaan elpiji di Kaltim. “Suka enggak suka akan kami carikan jalan keluarnya agar pendistribusian elpiji kembali normal dan tidak langka,” tambahnya.

Bak Ayam Mati di Lumbung Padi

Akademikus Fakultas Hukum, Universitas Mulawarman, Sulung Nugroho, memberikan pandangan. Menurutnya, regulasi mengenai penindakan hukum atau pemidanaan kepada orang-orang mampu dan industri makro yang menggunakan elpiji 3 kg memang masih abu-abu. Pemerintah, kata dia, hanya mengeluarkan peraturan tentang larangan penimbunan elpiji bersubsidi tanpa mengatur sanksinya secara rinci.

Sulung Nugroho, akademikus Fakultas Hukum, Universitas Mulawarman. FOTO: ISTIMEWA

Kebijakan pendistribusian elpiji bersubsidi tepat sasaran juga dinilai belum berjalan maksimal. Sulung mengatakan, pemerintah pernah membuat regulasi mengenai pendataan penerima subsidi hingga ke tingkat RT. Selain itu, tambahnya, pada awal tahun ini pemerintah merencanakan pembelian elpiji 3 kg menggunakan KTP. Sulung menyatakan program-program tersebut sangat bisa mewujudkan pendistribusian elpiji bersubsidi tepat sasaran. 

“Akan tetapi, pada kenyataannya, program tersebut sempat tidak berjalan,” katanya kepada kaltimkece.id, Rabu, 12 Juli 2023. 

Sulung menilai, kelangkaan elpiji 3 kg di sejumlah daerah terutama di Balikpapan dan Samarinda adalah sebuah kejenakaan. Alasannya, Kalimantan mempunyai potensi gas yang sangat besar. Bontang bahkan disebutnya sebagai penghasil gas alam terbesar di Indonesia. Saking besarnya, kata dia, pemerintah di Jawa pernah meminta pembuatan pipa gas dari Kalimantan ke Jawa namun ditolak. 

Oleh sebab itu, Sulung mengibaratkan kelangkaan elpiji 3 kg yang terjadi akhir-akhir ini seperti ayam mati di lumbung padi. Kaltim memiliki cadangan gas alam yang berlimpah tapi warganya kesulitan mendapatkan gas. Menurutnya, masalah ini muncul juga disebabkan belum terkoneksinya jaringan pipa gas ke rumah-rumah warga secara merata. Akibatnya, warga mengharapkan elpiji 3 kg. 

“Seharusnya, kita tidak berfokus terhadap kelangkaan gasnya. Pemerintah daerah di Kaltim harusnya fokus menyediakan gas bagi seluruh masyarakatnya. Termasuk memikirkan jaringan gas bisa terinstalasi ke rumah sehingga kita tidak pusing lagi mendapatkan gas,” ujarnya. (*)

shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar