Tren Meningkat Sepekan Terakhir, Samarinda dalam Ancaman Gelombang Kedua Covid-19

Ditulis Oleh: Giarti Ibnu Lestari
Minggu, 12 Juli 2020

kaltimkece.id Warga Samarinda sempat dihebohkan seutas pesan berantai. Beredar luas melalui aplikasi pesan singkat sejak Minggu pagi, 12 Juli 2020. Berisi imbauan agar menghindari Pasar Induk Segiri. Setelah satu pedagang disebut positif Covid-19.

Isu ini menyasar pedagang di area penjualan ikan pasar tersebut. Tak ayal isi broadcast tersebut memicu keresahan di kalangan warga Samarinda. Mengingat pasar merupakan tempat umum yang banyak dikujungi.

Hari itu juga, Dinas Kesehatan Samarinda memastikan kabar tersebut bohong. Lewat konferensi pers pada pukul 14.00 Wita, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Samarinda, dr Osa Rafshodia, mengklarifikasi pesan berantai yang beredar luas itu.

"Berita mengenai salah seorang pedagang di Pasar Induk Segiri terkonfirmasi Positif Covid-19 itu tidak benar. Jadi tolong tidak meneruskan pesan-pesan yg kita tidak tahu kebenarannya. Masyarakat boleh ke pasar tapi patuh terhadap protokol kesehatan. Ini yang lebih penting," ucap dr Osa.

Penegakan disiplin dalam protokol kesehatan memang sangat diperlukan. Apalagi Samarinda berpotensi memasuki gelombang kedua. Utamakan penggunaan masker, jaga jarak, dan rajin mencuci tangan.

Keresahan tersebut ditandai dengan tren seminggu terakhir yang menunjukkan peningkatan kasus positif Covid-19 di Samarinda. Per 12 Juli 2020 di Samarinda tercatat 87 kasus akumulatif covid-19. Kasus sembuh 68, lima meninggal dunia. Membuat Samarinda sementara berstatus zona kuning.

Masyarakat pun diimbau tidak melakukan kegiatan ke luar kota. Terutama ke daerah dengan kasus Covid-19 tinggi. Seperti ke Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Jawa Timur.

"Saat ini kami fokus memutus rantai penularan Covid-19. Sebelum ada vaksin, kasus baru akan bermunculan. Di satu sisi masyarakat harus tetap beraktivitas dengan mentaati protokol kesehatan," lanjutnya.

Dinas Kesehatan Samarinda pun konsisten melakukan rapid test dan swab test massal di Samarinda. Mengambil titik-titik padat aktivitas masyarakat. Seperti perkantoran, pusat perbelanjaan tradisional dan modern, taman kota, dan tempat lainnya.

Layanan IGD RSUD IA Moeis Tutup

Pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Inche Abdoel (IA) Moeis Samarinda ditutup selama dunia hari. Yakni mulai Minggu, 12 Juli 2020 pukul 09.00 wita sampai Senin, 13 Juli 2020. Buka kembali Selasa, 14 Juli 2020.

"Dengan berat hati kami menutup layanan IGD RSUD IA Moeis untuk sementara. Terhitung pukul 09.00 Wita, untuk hari ini dan besok,” terang Direktur RSUD IA Moeis Samarinda, dr. Syarifah Rahimah.

Kebijakan ini diambil karena adanya hasil pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) salah satu karyawan rumah sakit yang positif Covid-19. Hasil tersebut diterima pada Minggu pagi dari Dinas Kesehatan Kaltim dari pelaksanaan swab test pada 9 Juli 2020.

“Dan itu merupakan pemeriksaan berkala terhadap karyawan kami. Mengakibatkan kami harus melakukan karantina kepada seluruh karyawan IGD dan melakukan strerilisasi ulang IGD. Untuk mencegah terjadinya penularan atau menularkan Covid-19," terang dr Syarifah Rahimah.

Data Dinas Kesehatan Kaltim, per 12 Juli 2020, terdapat penambahan 17 kasus positif Covid-19 di provinsi ini. Sembilan dari Balikpapan, lima Samarinda, dan masing-masing satu dari Kutai Kartanegara, Kutai Timur, dan Berau.

Untuk kasus yang dinyatakan sembuh dari Covid-19 ada tiga. Dua di Balikpapan dan satu di Penajam Paser Utara (PPU). Sedangkan kasus meninggal dunia bertambah empat. Dua dari Samarinda dan dua lainnya dari Berau serta Balikpapan. Total kasus meninggal dunia di Kaltim ada 16. (*)

 

Editor: Ricardo Bobby Lolowang

Ikuti berita-berita berkualitas dari kaltimkece.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: