Terkini

APT Pranoto Bakal Setara Bandara Soekarno-Hatta, Investor dari Eropa Berencana Bangun Hanggar

person access_time 4 years ago
APT Pranoto Bakal Setara Bandara Soekarno-Hatta, Investor dari Eropa Berencana Bangun Hanggar

Bandara APT Pranoto Samarinda segera ditutup untuk pengembangan. (arditya abdul azis/kaltimkece.id)

Serangkaian pengembangan mengemuka di Bandara APT Pranoto Samarinda. Babak baru untuk transportasi penerbangan di Bumi Etam.

Ditulis Oleh: Nalendro Priambodo
Selasa, 19 November 2019

kaltimkece.id Fasilitas penerbangan dari dan menuju Samarinda diprediksi terus berkembang. Diyakini akhir tahun ini, ada penerbangan perdana malam hari di atas langit Kota Tepian. Tak sampai di situ, ada tiga usulan pengembangan menanti.

Mulai perpanjangan landasan pacu, pemasangan listrik ramah lingkungan, sampai pembangunan fasilitas dan sekolah perawatan pesawat. Digadang-gadang jadi yang pertama di Indonesia tengah dan timur.

Pengembangan pertama adalah peningkatan panjang landasan pacu. Dari sebelumnya 2.250x45 meter menjadi 3 ribux45 meter. Peningkatan tersebut diprediksi membuat lalu lintas pesawat yang terbang dan tinggal landas makin leluasa. Tidak hanya pesawat tipe Boeing 737 dan Airbus 320. Melainkan hampir semua pesawat penumpang komersil dunia lainnya.

Saat ini terdapat 48 penerbangan per hari di APT Pranoto. Sedikitnya 3 ribu penumpang singgah di sini. Peningkatan tersebut sebagai investasi menyambut Kaltim jadi lokasi baru ibu kota negara.

Infrastruktur tersebut diharapkan mampu menopang laju penumpang ketika IKN dipindah ke Kaltim. Jika optimalisasi tersebut direalisasikan, panjang landasan pacu Bandara APT Pranoto setara Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng.

Kepala Bandara APT Pranoto, Dodi Dharma Cahyadi kabar tersebut dari Dirjen Perhubungan Udara, Polana B Pramesti. Malam tadi.

Mantan Kepala Bandara di Banyuwangi, Jawa Timur tersebut langsung bergegas menyusun rencana induk. Mulai pematangan lahan hingga selesainya pekerjaan. Dari perkiraan awal didapat angka Rp 250 miliar untuk merealisasikan pekerjaan.

Dana sebesar itu, disampaikan Dodi, bisa berasal dari tiga sumber pembiayaan. Pertama dari APBN, dana tanggung jawab sosial perusahaan, dan swasta. Meski demikian, belum bisa dipastikan kapan pembangunan mulai dikerjakan. 

"Mudahan 2020 bisa terealisasi terkait master plan-nya. Kami disuruh siapkan dan sudah saya petakan," ucap Dodi, Selasa, 19 November 2019, ditemui di Hotel Grand Senyiur, Samarinda.

Rencana pembangunan kedua adalah pemasangan panel surya pembangkit listrik. Program tersebut merupakan bantuan tanggung jawab sosial perusahaan minyak multinasional asal Perancis. Setrum yang dihasilkan dari terik matahari itu bakal melengkapi asupan daya PLN dan pembangkit bermesin diesel.

Jika hal ini terealisasi, Dodi mengklaim APT Pranoto bakal jadi bandara pertama di Indonesia yang mengadopsi listrik ramah lingkungan. Dodi belum bisa merinci berapa total daya listrik yang mampu dihasilkan dari matahari tersebut.

Yang jelas, listrik yang diproduksi bakal dialirkan ke puluhan tenant di APT Pranoto. Nantinya tiap kedai dipasang meteran listrik. Hasil penjualan setrum tersebut masuk ke kas negara. Persisnya di pos penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

Program itu bakal direalisasikan tahun depan. Esok, Dodi berencana bertemu dengan investor di Jakarta, membahas soal ini. "Investasi ke kami Rp 25 miliar untuk solar cell," ujar Dodi.

Potensi APT Pranoto juga dilirik investor asal Republik Cekoslowakia. Ia belum membeber nama perusahaan dan nilai investasi. Yang jelas, pengusaha asal Benua Biru itu tertarik membangun hanggar dan pusat perawatan pesawat di APT Pranoto.

Pengusaha tadi, berkeinginan membangun hanggar di lahan seluas 5-10 hektare. Fasilitas itu dilengkapi sekolah bagi teknisi perawatan burung besi.

"Ini terobosan bagus, bisa angkat putra Samarinda," katanya yang berencana mengomunikasikan rencana tersebut ke Dirjen Perhubungan Udara.

Di Indonesia hanya terdapat tiga fasilitas perawatan pesawat sejenis. Pertama, Garuda Maintenance Facilities di Jakarta. Lion Air Group di Batam dan Merpati di Surabaya. "Di kawasan Indonesia Tengah dan timur belum ada," katanya.

Saat ini pengelola APT Pranoto bersiap merenovasi fasilitas. Selama 26 hari ke depan, penerbangan di bandara kebanggaan warga Kota Tepian bakal ditutup sementara. Persisnya mulai 20 November sampai 15 Desember. Ini menyusul perbaikan taxiway dan pemasangan lampu landasan pacu. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar