Ekonomi

Jeritan Para Agen Travel Imbas Melejitnya Harga Tiket Pesawat

person access_time 5 years ago
Jeritan Para Agen Travel Imbas Melejitnya Harga Tiket Pesawat

Foto: Kemenhub RI

Kelompok agen travel meresahkan harga tiket pesawat yang makin mahal. Permintaan konsumen makin merosot.

Ditulis Oleh: Ika Prida Rahmi
Jum'at, 15 Februari 2019

kaltimkece.id Moda transportasi pesawat terbang akhir-akhir ini jadi perbincangan. Kenaikan tarif begitu drastis. Harga tiket selangit turut. Sektor pariwisata terusik. Perekonomian di daerah ikut terdampak.

Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia atau Asita Samarinda termasuk yang sangat kecewa. Harga tiket pesawat domestik naik luar biasa. Pelaku usaha agen travel konvensional makin terancam. Potensi gulung tikar terbuka lebar.

Menurut Ketua Asita Samarinda, I Gusti Bagus Putra, sebelum kondisi ini, agen travel yang hanya berjualan tiket pesawat memang rentan. Pergeseran zaman sudah serba online. Makin terbatas konsumen menggunakan jasa agen travel konvensional.

Pelaku industri ini sempat bersiasat. Untuk memperpanjang napas, paket destinasi dikemukakan. Bukan sekadar tiket pesawat, tapi meliputi akomodasi dan lainnya. Namun, naiknya harga tiket belakangan, kesulitan jadi makin sulit dibendung.

"Mahalnya harga tiket pesawat memengaruhi kemajuan pariwisata. Juga berdampak lesunya UMKM. Oleh-oleh tidak laris manis. Dampaknya luas terhadap pariwisata," terang Bagus Putra kepada kaltimkece.id.

Biaya transportasi udara tinggi tak terhindar. Publik enggan berpergian jauh. Agen travel pun sangat kesulitan. Penjualan tiket menurun.

Menurut Bagus Putra, biaya penerbangan pada hakekatnya memang mahal. Ongkos operasional tinggi.  Konsumen terbiasa dimanjakan dengan kebijakan low cost carrier. Maskapai berlomba menyuguhkan penerbangan murah. Publik pun terjebak mindset itu. Padahal, kata Bagus Putra, penerbangan murah hanya strategi marketing.

Model bisnis ini dijalankan dengan pola tertentu. Termasuk memotong biaya-biaya yang dianggap tidak mendesak dibebankan kepada penumpang. Misalnya ongkos makan-minum, fasilitas bagasi, dan beberapa sektor lain. Namun umumnya, penjualan tiket murah hanya pada waktu-waktu tertentu. Misalnya setiap low season.

Masih Termasuk Murah

Sri Rahayu adalah seorang karyawan bagian pemesanan tiket di Samarinda. Menurutnya, harga tiket yang mengemuka saat ini termasuk murah. Penerbangan dari Samarinda ke sejumlah kota besar, berada di kisaran Rp 900 ribu hingga Rp 1,4 juta. "Seperti Batik Air tujuan Samarinda-Surabaya seharga Rp 900 ribu. Untuk Samarinda menuju Jakarta masih mahal, Rp 1,4 juta," ucapnya tengah pekan ini.

Baca juga:
 

Penerbangan dari Samarinda, kata dia, selama ini didominasi tujuan Surabaya. Tarif rute tersebut relatif murah. Sedangkan tujuan Jakarta, tak sedikit memilih dari Balikpapan. "Kalau ke Jakarta, dibandingkan dengan harga dari Samarinda, lebih murah Balikpapan. Beda Rp 200—300 ribuan," terang Rahayu.

Siasati dengan Infrastruktur

Kamar Dagang dan Industri atau Kadin Kaltim menilai implikasi kenaikan harga tiket pesawat begitu terasa. Terutama bagi pengusaha bidang wisata. Ketidakstabilan harga memberi pengaruh besar bagi daerah.

"Ini menghambat kita yang gencar-gencarnya mempromosikan pariwisata di Kaltim. Seperti kita ke Berau, contohnya. Berangkat dari Balikpapan ke Berau, harga tiketnya tinggi, seperti ke Surabaya. Jadi, wisatawan mau pergi berpikir dua kali," kata Ketua Kadin Kaltim Dayang Donna Faroek.

Kadin berharap Pemprov Kaltim maksimal dalam perbaikan infrastruktur. Masyarakat umum bakal semakin dimudahkan. Termasuk para wisatawan. Infrastruktur nyaman, tak perlu berpikir dua kali ke Bumi Etam. Setiap destinasi bisa diakses dengan mudah. "Selain harga tiket pesawat tinggi, sektor pariwisata melemah karena infrastruktur masih harus dibenahi. Akomodasi harus bisa memudahkan bagi wisatawan."

Kaltim termasuk favorit para wisatawan. Kepulauan Derawan dan Maratua di Berau menjadi magnet. Tak kalah dengan tempat populer lain di Indonesia. Dibangunnya Bandara Maratua juga memberi kemudahan.

Dengan eksistensi kepualauan terluar Kaltim itu, pemerintah didorong fokus memperkuat bidang pariwisata, ketimbang bergantung pertambangan batu bara. Infrastruktur memegang peranan kunci. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

 

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar